Pertanianku — Ayam dan telur memang merupakan komoditas pangan yang sangat mudah mengalami fluktuasi harga. Bahkan, harganya dapat melonjak naik atau turun drastis secara tidak terduga. Peternak harus pintar mengantisipasi kejadian tersebut agar tidak dirugikan ketika harga sedang jatuh. Ada beberapa faktor yang memengaruhi fluktuasi harga ayam dan telur di pasaran, simak ulasan berikut.

Jumlah pasokan ayam dan telur
Ada banyak penyebab terjadinya kekurangan pasokan ayam dan telur di pasaran, seperti proses distribusi yang tidak lancar, sedang terjadi wabah sehingga membuat stok ayam dan telur dari peternak berkurang drastis, dan beberapa penyebab lainnya yang memungkinkan bisa memengaruhi pasokan ayam di pasar.
Biasanya saat hal tersebut terjadi, harga kedua komoditas tersebut melonjak naik di pasaran. Hal tersebut dikarenakan jumlah permintaan yang tetap, sedangkan pasokan sedang berkurang.
Namun sebaliknya, jika jumlah pasokan ayam dan telur di pasar sedang melimpah ruah yang biasanya disebabkan waktu panen yang berlangsung bersamaan atau daya beli masyarakat sedang menurun, harga jual ayam akan jatuh. Hal ini karena pedagang akan menjual ayam dengan harga murah agar ayam dapat mudah dibeli dan tidak busuk dan akhirnya membuat kerugian yang lebih besar.
Jumlah peminat yang bertambah
Jika dahulu peminat ayam kampung terbilang lebih rendah daripada ayam negeri (ras). Saat ini jauh berbeda, banyak orang lebih menyukai daging dan telur ayam kampung karena memiliki khasiat yang lebih banyak serta rasa lebih khas.
Tentu saja hal tersebut membuat lonjakan permintaan sehingga memengaruhi harga ayam kampung menjadi lebih mahal. Terlebih, ketika memasuki musim raya yang biasanya menghidangkan masakan yang terbuat dari telur dan daging ayam kampung.
Daya beli konsumen
Daya beli akan memengaruhi keputusan konsumen untuk memilih bahan pangan yang akan dikonsumsi setiap harinya. Jika daya beli tinggi, mereka tidak akan segan untuk membeli telur dan ayam atau bahan pangan lainnya yang terbilang lebih mahal dibanding harga bahan pangan lainnya. Namun, jika daya beli rendah, masyarakat cenderung akan mencari bahan pangan alternatif yang sama-sama sehat dan lezat tetapi dengan harga yang lebih murah.