Fakultas Peternakan UGM Ciptakan Prebiotik untuk Unggas

Pertanianku – Salah seorang peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan probiotik asli ayam kampung Indonesia yang berfungsi sebagai anti-bodi untuk unggas.

“Tanpa pengendalian penggunaan antibiotik pada unggas, maka akan terjadi peningkatan kasus mikroba kebal terhadap antibiotik,” ungkap Guru Besar Bidang Ilmu Ternak Unggas Fakultas Peternakan (Fapet) UGM Sri Harimurti belum lama ini melansir dari Antara (12/7).

Menurutnya, dampak dari peningkatan kasus mikroba yang kebal itu bisa mengancam kesehatan manusia, keberlanjutan produksi pangan, dan pembangunan nasional.

Sri Harimurti mengungkapkan bahwa temuan probiotik dari Fapet UGM ini akan berkontribusi nyata dalam menyehatkan masyarakat Indonesia yang menjadi konsumen daging ayam dan telur ayam.

Lebih lanjut, ia menjelaskan temuan itu bermula dari peningkatan kejadian infeksi bakteri patogen yang menyebabkan diare pada peternakan ayam di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Hal itu, lanjut dia, pada umumnya dipicu antara lain oleh buruknya drainase dan sanitasi di perkandangan, ataupun pengelolaan litter atau suatu tipe alas kandang ayam yang tidak layak.

Sebagian besar peternak pun kemudian mengambil jalan pintas mengatasi peningkatan infeksi bakteri patogen itu dengan pemberian antibiotik sebagai aditif. Antibiotik tersebut tidak hanya untuk membasmi infeksi bakteri, tapi juga diandalkan untuk pemacu pertumbuhan ayam.

“Akibat dari penggunaan antibiotik secara terus-menerus yang terjadi di DIY pada saat itu, maka usaha untuk mengisolasi bakteri asam laktat yang berasal dari ekskreta maupun dari saluran pencernaan ayam petelur dan ayam pedaging tidak berhasil,” tuturnya.

Berbagai negara telah berhasil mengganti antibiotik dengan menggunakan probiotik sehingga kini telah banyak negara melarang penambahan antibiotik pada pakan unggas.

Di Indonesia sendiri, probiotik yang beredar di peternak dan digunakan untuk ayam saat ini diragukan kemurnian ataupun viabilitas mikrobianya serta bias pada produktivitas yang dihasilkan. Sebab, kemasan dicampur dengan feed addictive, ekstrak herbal dan rempah, vitamin ataupun asam amino.