Pertanianku — Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, kunyit menjadi salah satu rempah yang dicari-cari masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh. Sebelum terkenal sebagai obat herbal, rimpang ini sudah lebih dahulu dikenal sebagai bumbu masakan yang dapat memengaruhi warna, cita rasa, dan aroma masakan. Penjualan produk komoditas kunyit tidak hanya sebatas di dalam negeri, tetapi sampai ke pasar ekspor.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, menjelaskan, volume ekspor kunyit cenderung fluktuatif mengikuti produksi. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, ekspor kunyit asal Indonesia telah berhasil dilakukan ke 51 negara tujuan. Negara utama pengekspor rimpang ini adalah India, Malaysia, Amerika Serikat, Thailand, dan Jerman.
“Adapun negara dengan permintaan kunyit terbesar adalah India (21.129 ton), diikuti oleh Malaysia (2.728 ton), Taiwan (705 ton), Amerika Serikat (507 ton), dan Korea Selatan (301 ton), serta lainnya (1.242 ton),” papar Prihasto seperti dilansir dari laman hortikultura.pertanian.go.id.
Jumlah ekspor kunyit pada 2018 mencapai angka 9.541 ton, tetapi pada 2019 ekspor sempat mengalami penurunan menjadi 7.163 ton. Angka tersebut naik kembali di 2020 menjadi 9.909 ton. Per September 2021 angka ekspor komoditas kunyit mencapai 5.987 ton.
“Hal ini tentu menggairahkan petani lokal yang tersebar di Wonogiri, Bondowoso, Kediri, Gresik, Pacitan, Ponorogo, Garut, Rejanglebong, Kulonprogo, dan beberapa kabupaten lain. Ekspor kunyit sendiri cukup bagus, yakni sebesar 36 persen terhadap total produksi rimpang di Indonesia,” tutur Prihasto.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha, mengatakan, angka ekspor tersebut tidak mengganggu persediaan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Kebutuhan kunyit dalam negeri pada 2018 sebesar 151.618 ton, pada 2019 sebesar 138.704 ton, dan pada 2020 sebesar 147.973 ton.
“Angka kebutuhan ini tercukupi seiring dengan produksi yang dihasilkan. Data BPS menunjukkan, produksi kunyit Indonesia pada 2020 sebesar 193.582 ton. Pada 2019, produksinya sebesar 190.909 ton. Data sementara menunjukkan, produksi nasional hingga September 2021 sebesar 112.222 ton. Dari data tersebut maka kita ketahui neraca kunyit tahun 2020 masih surplus sebesar 47.484 ton,” terang Tommy.
Di Indonesia, sentra kunyit tersebar di Jawa Timur (53,5 persen), Jawa Tengah (15,65 persen), Jawa Barat (8,85 persen), dan Sulawesi Selatan (4,92 persen).