Genjer Menjadi Tanaman Hias di Amerika

Pertanianku – Tanaman genjer atau nama latinnya limnocharis flava dikenal sebagai salah satu hama bagi petani karena biasa tumbuh di areal persawahan yang dapat mengganggu pertumbuhan padi. Tumbuhan ini memiliki siklus pertumbuhan sangat cepat dan masif serta kerap dianggap mengganggu.

Genjer Menjadi Tanaman Hias di Amerika

Ternyata genjer bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini masuk ke Indonesia dibawa oleh bangsa Portugis dan Belanda sebagai tanaman hias. Daun genjer yang berwarna hijau kekuningan, memang tampak seperti berlapis beludru halus.  Di Amerika Tengah dan Selatan tanaman ini disebut Yellow velvetleaf.

Selain daunnya yang menawan, bunga genjer yang berwarna kuning juga dianggap eksotis bagi masyarakat Eropa abad XVI dan XVII. Oleh karena itu, mereka membawanya dari Amerika ke Asia dan juga Afrika.

Genjer memiliki beberapa nama di Indonesia. Nama lain dari tanaman genjer adalah haleyo (Batak), eceng (Melayu), saber (Sunda), atau centongan (Jawa). Bahkan di luar negeri, genjer sering disebut dengan nama limnocharis, flower rush, lettuce, velvetleaf, yellow bur-head, atau cebolla de chucho. Tanaman genjer memang dikenal sebagai ”sayur orang miskin”. Meski begitu, genjer ternyata memiliki kandungan gizi cukup banyak yang berguna untuk kesehatan, seperti kalori, vitamin B1, lemak, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, kardenolin, flavonoida, dan polifenol. Genjer adalah salah satu jenis tanaman yang kaya akan serat. Tidak mengherankan bila genjer bermanfaat untuk tubuh manusia. Selain dapat diproses sebagai bahan sayuran, genjer dapat dimanfaatkan.