Gerakan Tiga Kali Eskpor Digadang-gadang Mampu Ciptakan Peluang Kerja

Pertanianku — Gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) merupakan upaya Kementerian Pertanian yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas produksi pertanian dan aktivitas pascaproduksi. Hal ini dianggap sebuah langkah strategis yang dibangun oleh Kementan dalam jangka panjang untuk meningkatkan produksi pertanian dalam negeri hingga 7 persen per tahun.

gratieks
foto: pixabay

Upaya menaikkan lalu lintas ekspor pertanian menjadi tiga kali lipat ini diharapkan mampu mendorong roda perekonomian nasional dari bidang pertanian. Pasalnya, jika produksi pertanian mampu meningkat dari biasanya, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan bertambah. Hal  tersebut bisa menjadi kabar gembira bagi masyarakat Indonesia sebagai peluang pekerjaan.

“Gerakan ini merupakan bagian dari program jangka panjang yang diyakini memiliki dampak besar pada roda perekonomian nasional. Sebab, nantinya ada jutaan orang yang terlibat di sektor pertanian,” ujar Kuntoro Boga Andri selaku Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan seperti dikutip dari laman Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Gratieks yang dilakukan juga bisa mempercepat jalannya laju ekspor komoditas pertanian. Dengan begitu, bidang pertanian di Indonesia bisa menjadi lebih berkembang menjadi ekosistem pertanian yang modern.

Program ini merupakan gagasan yang dibentuk oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Mentan ingin lebih menguatkan sinergi seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian dari hulu hingga hilir. Jika seluruh pihak tersebut mampu bekerja sama dengan baik, gerakan ini bisa meningkatkan ekspor komoditas pertanian yang masih jarang diterapkan di Indonesia.

Berdasarkan data yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 Indonesia sudah berhasil mengalami peningkatkan ekspor sebesar 24,35 persen dan mendapatkan USD 370 juta. Di antara seluruh komoditas pertanian, komoditas perkebunan menjadi andalan ekspor di tahun lalu. Tak hanya itu, beberapa komoditas pertanian lainnya juga mengalami peningkatan, seperti hortikultura, peternakan, kelapa sawit, kakao, karet, perunggasan, sarang burung walet, dan lain-lain.

Hal ini sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat global yang mulai sadar akan pentingnya menerapkan pola hidup yang sehat. Oleh karena itu, sangat diperlukan keberadaan pasokan bahan pangan yang sehat dan bergizi.

Jika program ini bisa didukung penuh sehingga berjalan dengan lancar, diperkirakan pada 2024 Indonesia bisa mendapatkan nilai ekspor mencapai Rp1.800 triliun.

“Jika dilihat dari perkembangannya sampai hari ini, kami optimis bukan hanya memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, tetapi memenuhi kebutuhan pangan dunia. Terlebih, Kementan berupaya menjadikan pertanian Indonesia maju, mandiri, dan modern,” tutur Kuntoro.