Pertanianku – Cacing sutera pada umumnya tersebar di daerah tropis. Habitat utamanya adalah di dalam lumpur sungai. Cacing sutera mudah dijumpai di tepian sungai kecil yang dangkal dan agak keruh atau tidak terlalu jernih. Di alam, cacing ini lebih banyak ditemui bergerombol di saluran air yang mengandung banyak bahan organik dengan aliran air yang tidak terlalu deras. Bahan organik ini merupakan suplai makanan terbesar untuk cacing sutera.
Cacing sutera akan terlihat seperti kumpulan rambut berwarna merah yang berumbai-umbai. Jika ada satu kumpulan cacing di dalam saluran air, biasanya akan ada koloni lain di sekitarnya. Cacing ini akan membenamkan kepalanya ke dalam lumpur untuk mencari makan. Sementara itu, ujung ekornya akan disembulkan di atas permukaan dasar untuk bernapas.
Cacing sutera di alam dapat berkembang biak dengan baik jika kandungan bahan organiknya cukup tinggi, seperti perairan yang dialiri limbah tahu atau tapioka. Jadi, untuk mengembangkan budi daya cacing sutera memang tidak semudah mengembangkan cacing tanah karena pembudidaya harus mampu menciptakan wadah dan media yang memiliki suasana seperti parit/selokan yang kaya akan bahan organik. Untuk mendapatkannya, biasanya para pemburu cacing akan mengangkat koloni cacing yang masih bercampur dengan lumpur dari dasar parit, selokan, ataupun sungai tempat ditemukannya koloni cacing ini. Kemudian, para pencari cacing ini kemudian akan berpindah untuk mengambil cacing sutera ke lokasi lain yang jaraknya biasanya tidak terlalu jauh dari lokasi semula.
Faktor yang mendukung kelangsungan hidup cacing sutera adalah endapan lumpur dan bahan organik (Cartwright, 2004). Cacing sutera juga dapat hidup pada perairan dengan salinitas 10 ppt. Jika suatu perairan terlalu banyak mengandung unsur fosfat (P), dapat terjadi eutrofikasi dan menurunnya kadar oksigen terlarut sampai 0 ppm sehingga pertumbuhan dan produktivitas cacing sutera pun akan rendah. Menurut Marian dan Pandian (1984), sekitar 90% Tubifex menempati daerah permukaan air hingga kedalaman 4 cm. Jadi, hal itu bisa dijadikan pedoman dalam membuat media atau substrat untuk budi daya cacing sutera dengan ketebalan minimal 4 cm. Berikut perinciannya.
- i) Juvenile (dengan bobot <0,1 mg) pada kedalaman 0—2 cm.
- ii) Immature (0,1—5,0 mg) pada kedalaman 0—4 cm.
- iii) Mature (>5 mg) pada kedalaman 2—4 cm.
Jika air terlalu tinggi, koloni Tubifex tidak dapat berkembang, bahkan mati karena Tubifex membutuhkan oksigen dari luar. Sementara itu, jika air terlalu rendah atau sedikit, lingkungannya akan cepat panas sehingga Tubifex juga tidak dapat bertahan hidup lebih lama. Ketinggian air optimal pada populasi Tubifex adalah 6 cm. Secara singkat, cacing sutera dapat tumbuh optimal pada kondisi pH 5,5—8,0; suhu 25—28O C; kandungan oksigen terlarut 2,5—7 ppm dan amoniak <3,6 ppm.
Sumber: Buku Cacing Sutera