Hama-Hama Kangkung yang Paling Meresahkan

Pertanianku — Terkadang, pekebun pemula masih kurang memahami cara mengatasi serangan hama tanaman yang dapat menyebabkan penampilan sayur menjadi kurang bagus dan daun banyak yang berlubang. Ada tiga jenis hama kangkung yang cukup mudah dijumpai saat Anda menanam kangkung.

hama kangkung
foto: Pertanianku

Hama-hama tersebut harus segera diatasi agar tidak berkembang pesat sehingga merusak seluruh tanaman kangkung yang ditanam. Berikut ini tiga hama kangkung yang harus Anda waspadai.

Siput

Kehadiran siput di area pekarangan dapat menjadi malapetaka. Hal ini karena siput dapat menyerang tanaman dengan cara menggerogoti batang dan daun sehingga menyebabkan tanaman kangkung menjadi layu. Selain itu, siput juga menjadi vektor atau perantara dari penyakit layu bakteri.

Pengendalian siput harus segera dilakukan secara mekanis dengan mengumpulkan siput yang ada di dekat tanaman atau menggunakan pestisida alami untuk siput. Sebenarnya, siput tersebut dapat Anda manfaatkan sebagai pakan ternak.

Ulat grayak

Ulat grayak dapat menyebabkan daun kangkung berlubang. Daun kangkung yang sudah berlubang tidak bisa dikonsumsi atau dijual. Ulat grayak dapat dikendalikan dengan cara mengumpulkan dan mematikan kelompok telur, ulat stadia 1—2 yang masih berkelompok, dan ulat stadia 4—6 yang terletak di bawah permukaan bawah daun.

Pengendalian ulat grayak juga bisa dilakukan melalui pergiliran tanam dengan tanaman yang bukan inang, penanaman serentak, menanam kedelai MLG3023 untuk menjebak imago dan telur ulat grayak, atau menggunakan abu kayu yang ditabur di sekeliling tanaman.

Kutu daun

Kutu daun dapat membuat tanaman menjadi kerdil. Kutu akan mengisap cairan tanaman dari daun sehingga pertumbuhan tanaman terganggu dan menjadi kerdil. Kutu daun juga bisa menjadi penyebar virus yang mudah berpindah tempat. Serangan kutu mengakibatkan daun menjadi kering dan mati.

Populasi kutu harus dikendalikan agar tidak semakin meningkat dan menyebabkan daun kangkung tidak bisa dipanen. Kutu bisa diatasi dengan tiga cara, yaitu melakukan pergiliran tanaman dengan bukan tanaman inang, membasmi gulma yang tumbuh di sekitar tanaman, serta menggunakan pestisida alami dari bawang putih, kunir, atau daun kenikir.