Pertanianku – Dahulu tanaman karet lebih dikenal sebagai penghasil lateks. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, kayu karet pun sudah mulai dimanfaatkan. Kayu karet yang sudah berumur 20‑—30 tahun dapat ditebang kemudian dimanfaatkan dalam pembuatan rubber smoked sheet.
Ditinjau dari sifat alaminya, kayu karet ini dapat dijadikan sebagai barang substitusi dengan kayu rami, agathis, meranti putih, dan pinus sebagai bahan baku kayu olahan. Dengan melihat kegunaan kayu karet ini, maka prospek tanaman karet sebagai penghasil kayu pada masa mendatang cukup baik. Keadaan produk sampingan tanaman karet dan perkiraan peluang pengembangannya di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7.
Dalam kebijakan pengembangan tanaman karet ditetapkan empat pola pengembangan yang dikenal dengan program Hutan Tanaman Industri (HTI), yaitu pola PIR, pola UPP, pola swadaya, dan pola perkebunan besar. Dengan menerapkan keempat pola ini diharapkan produktivitas karet, khususnya perkebunan karet rakyat yang masih berada pada tingkat yang rendah, dapat ditingkatkan. Sebagai bahan pembanding bisa dilihat pada tabel estimasi minimum nilai ekonomis produktivitas perkebunan rakyat dan perkebunan besar.
Dengan melihat besarnya nilai jual hasil kayu dan lateks seperti tampak pada Tabel 8, maka usaha industri perkaretan rakyat perlu lebih berorientasi pada produktivitas hasil kayunya. Untuk itu dalam pengembangan industri perkaretan rakyat perlu diperhatikan beberapa hal seperti benih atau klon unggul dan teknik penyadapan.
a. Benih atau klon unggul
Benih atau klon unggul dipilih yang benar-benar menghasilkan kayu berkualitas dan berproduktivitas tinggi. Sedikitnya ada lima kriteria yang harus dipenuhi oleh klonunggul, baik dalam bentuk benih, kayu okulasi, stum mata tidur, maupun bibit dalam polybag. Kriteria tersebut adalah
- mempunyai pertumbuhan awal yang cepat sehingga mampu berkompetisi dengan gulma dan tanaman lain,
- mampu beradaptasi dengan keadaan lahan terutama padang alang-alang dan lahan gundul,
- mempunyai pertumbuhan batang yang besar, lurus, dan mutu kayu baik,
- mampu memproduksi lateks yang tinggi, serta
- tidak sensitif terhadap penyadapan dan perubahan lingkungan fisik ataubiologis.
Jenis-jenis klon yang memenuhi kriteria seperti di atas adalah Avros 2037, BPM 1, BPM 107, RRIM 712, RRIC 100, RRIC 102, RRIC 110, RRIC 120, IAN 873, dan TM.
b. Teknologi penyadapan
Teknologi penyadapan lateks yang digunakan tidak boleh menurunkan kualitas kayu. Penyadapan yang tidak teratur akan menyebabkan pertumbuhan kayu karet tidak normal sehingga pada saat tanaman sudah tidak berproduksi, kayunya pun tidak bisa dimanfaatkan lagi.
Sumber: Buku Paduan Lengkap Karet