Pertanianku — Sejumlah petani cengkih Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terpaksa gigit jari. Pasalnya, di musim panen ini, harga cengkih terjun bebas. Harga komoditas tersebut hanya Rp70 ribu per kilogram dalam kondisi kering.
![harga cengkih terjun bebas](https://www.pertanianku.com/wp-content/uploads/2019/07/Harga-Cengkih-Terjun-Bebas-Bagaimana-Nasib-Petani-Purwakarta.jpg)
Salah seorang petani cengkih Kecamatan Kiarapedes, Enjang Sutisna (46 tahun) membandingkan harga cengkih saat ini dengan dua tahun terakhir yang menurutnya terbilang bagus. Pada musim panen 2018, harganya Rp90 ribu per kilogram. Adapun pada saat musim panen 2017, cengkih dihargai hingga Rp120 ribu per kilogram.
“Tapi, harga saat ini jauh lebih murah dibanding musim panen dua tahun lalu,” ujar Enjang, melansir Repubika, Minggu (14/7).
Enjang mengaku, dirinya tak bisa memastikan apa yang menjadi penyebab merosotnya harga cengkih. Kondisi tersebut jelas membebani petani cengkih. Sebab, harga saat ini tak sesuai dengan harapan.
Ia menjelaskan, mayoritas warga di wilayahnya memiliki pohon cengkih, di setiap halaman rumah. Setiap pohon yang usia remaja atau umurnya antara 15—20 tahun, baru bisa menghasilkan bunga cengkih. Dalam setiap pohon, hasilnya variatif antara 20 sampai 30 kilogram per pohonnya.
Namun, jika pohonnya yang usia dewasa hasilnya bisa tembus satu kuintal dalam sekali panen. Untuk menghasilkan cengkih kualitas bagus, petani harus menjemurnya terlebih dahulu dibawah sinar matahari yang sempurna. Di wilayah ini, biasanya petani menjemurnya antara empat sampai lima hari. Sementara, di wilayah yang suhunya lebih dingin, bisa sampai sepekan.
“Selama ini, kita menjualnya ke tengkulak. Jadi, harganya disesuaikan dengan penawaran dari tengkulak,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta melansir, di wilayah ini terdapat 1.838 hektare perkebunan cengkih yang tersebar di sejumlah kecamatan. Adapun hasil produksi dari lahan seluas itu mencapai 486 ton per tahun.
Kepala Seksi Hortikultura Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta, Tatang Sopian, menyebutkan jumlah petani cengkih di daerahnya saat ini mencapai 2.378 orang. Saat ini, belum ada upaya untuk peningkatan produksi komoditas ini. Mengingat, sampai saat ini tidak ada program bantuan khusus dari pemerintah untuk perkebunan cengkih.
“Peran kami, selama ini hanya sebatas memberikan pelatihan kepada para petani cengkih untuk memaksimalkan potensi yang ada,” ujarnya.