Pertanianku — Di hari puasa pertama, Senin (6/7), harga daging sapi mengalami kenaikan. Jika sebelumnya dijual Rp138 ribu per kilogram untuk daging sapi lokal khas dalam, kini naik menjadi Rp150 ribu per kilogram. Sementara itu, daging sapi lokal untuk sop (potongan kecil-kecil) Rp110 ribu dari sebelumnya Rp97 ribu.
Kenaikan harga daging sapi ini sudah menjadi hal yang lazim saat menjelang Ramadan dan Lebaran. Ini disebabkan oleh permintaan masyarakat yang meningkat.
“Saya cuma beli daging buat sahur ntar malam. Rencananya mau dibikin rendang,” ungkap Sri Lestari, salah satu pengunjung di Aneka Buana Pondok Labu, melansir JPNN, Minggu (5/5).
Mahalnya harga daging sapi membuat sebagian masyarakat beralih ke ayam pedaging. Banyak yang membeli ayam utuh, tapi tidak sedikit pula hanya ambil potongan paha, sayap, atau dada. Ceker dan kepala ayam pun laris manis. Selain harganya lebih murah, yakni Rp17 ribu per kilogram, ternyata memang banyak pula penggemar ceker dan kepala ayam.
Sementara, harga ayam pedaging per ekornya dijual dengan harga Rp45 ribu— Rp50 ribu. “Beli ayam dibikin opor ayam saja biar semangat sahurnya. Yang satu ekornya buat ayam bakar untuk buka puasa,” kata Nadya, pengunjung yang membeli 2 ekor ayam.
Namun demikian, tidak semua masyarakat memburu ayam dan daging. Ada juga yang justru memilih ikan asin, tahu, dan tempe. Apalagi harga ikan asin lebih terjangkau karena dikemas 250gram dan 500 gram.
“Goreng ikan asin, tempe, dan tahu. Dimakannya sama sayur asem pakai sambal terasi, mantaps!” ujar salah seorang pembeli.