Harga Kopi Arabika Mencapai Rp75.000/Kg

Pertanianku – Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI) mengungkapkan bahwa harga kopi arabika di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mulai bagus sejak 2011 setelah sejumlah pihak, termasuk pemerintah daerah, memberikan dukungan dengan membentuk klaster kopi arabika pada kelompok petani kopi.

Harga Kopi Arabika Mencapai Rp75.000 Kg

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bondowoso karena telah memberikan dukungan pengembangan kopi arabika dengan digagasnya klaster kopi serta pembinaan dari sejumlah pihak, yakni Puslitkoka Jember, Perhutani, Asosiasi Petani Kopi Indonesia Bondowoso, Bank Indonesia Jember, salah satu eksportir kopi,” kata Ketua Umum Asosiasi Petani Kopi Indoensia Sumarhum di Bondowoso, seperti dilansir Okezone (1/8).

Sejak dibentuknya klaster kopi arabika pada petani kopi yang berada di Lereng Gunung Ijen dan Gunung Raung Kecamatan Sempol serta adanya pembinaan dari sejumlah pihak tersebut, maka per Juni 2011 lalu, petani kopi Bondowoso sudah mulai bisa mengekspor kopi sendiri dengan harga yang bagus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Harga kopi arabika sebelum 2011, masih murah dan bahkan harga paling mahal hanya Rp20.000–Rp25.000/kg. Ketika itu banyak petani yang putus asa sehingga tidak mau menanam atau bertani kopi arabika.

“Ketika itu banyak petani kopi arabika yang kecewa karena harga kopi dinilai murah, sehingga banyak petani yang memotong tanaman kopinya dan mencoba berusaha beralih menanam tanaman lainnya dan kopi robusta. Tetapi setelah mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah dan sejumlah pihak, maka harga kopi arabika mulai 2011 hingga sekarang sudah mencapai Rp65.000–Rp75.000 per kilogram,” tutur Sumarhum.

Menurut Ketua Umum APKI, kopi arabika Bondowoso sudah tembus ke pasar luar negeri, diantaranya Amerika, Australia dan juga Malaysia. Tiga negara itu beberapa kafe disuplai kopi arabika dari Bondowoso.

“Saya sendiri juga petani kopi arabika di Bondowoso. Kopi kami juga memasok sejumlah kafe-kafe di Jakarta, salah satunya anomali kafe. Pada Agustus 2016 gabungan kelompok petani kopi juga akan mengekspor kopi arabika ke Korea,” jelas Sumarhum.

Sumarhum menambahkan bahwa pihaknya saat ini terus berupaya meningkatkan produktifitas kopi dengan mempertahankan kualitas kopi spesial yang sudah diakui dunia. Selain itu juga SDM petani kopi perlu ditingkatkan agar supaya mampu bersaing di pasar internasional.