Pertanianku – Bulan Ramadhan telah berjalan lebih dari satu minggu, harga pangan saat ini masih tetap melambung. Pemerintah telah melakukan berbagai sinergi untuk operasi pasar, namun harga pangan tetap saja tinggi di atas target yang di tetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Seperti misalnya harga daging, yang ditargetkan oleh Jokowi sebesar Rp80.000/kg, harga daging saat ini justru masih bertengger di atas Rp100.000/kg di pasar-pasar tradisional.
Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Sandiaga Uno, mahalnya harga pangan ini disebabkan oleh data pemerintah yang masih belum sinkron. Akibatnya, beberapa kebijakan pun dilakukan tidak tepat sasaran.
Pemerintah diminta untuk melakukan sinkronisasi data pada tahun-tahun mendatang jauh-jauh hari menjelang Ramadhan. Dengan begitu, maka operasi pasar tidak lagi perlu dilakukan hanya untuk menekan harga saat Ramadan.
“Data enggak sinkron antar kementerian. Tahun depan proyeksi data harus disinkronisasikan,” kata Sandiaga seperti dilansir Okezone (14/6).
Selain itu, hal ini semakin diperparah dengan adanya spekulan yang bermain untuk menaikkan harga. Operasi pasar pun seolah hanya menjadi pemanis sesaat ketika bulan Ramadhan.
“Ada spekulan. Ketika OP (Operasi Pasar) tetap di pasar induk, OP tidak akan berfungsi,” ungkap Sandiaga.
Untuk meminimalisir hal tersebut pemerintah perlu melakukan cara yang lebih efektif agar operasi pasar justru tidak dimanfaatkan oleh para spekulan. Dengan begitu, maka harga pangan dapat segera terkendali jelang Lebaran nanti.