Hasil Penelitian tentang Propolis dari Berbagai Negara

Pertanianku Penelitian tentang propolis sudah dilakukan dari berbagai penjuru dunia. Ini karena manfaat propolis sudah terkenal sejak 400 SM yang pertama kali ditemukan di daerah Attica, dan kini daerah tersebut dikenal dengan produksi lebah madunya. Berikut ini beberapa rangkuman penelitian tentang propolis.

penelitian tentang proplis
foto: pertanianku

Bulgaria

Salah satu penelitian tentang propolis datang dari Bulgaria dilakukan oleh Boyanova L. dan rekan penelitinya yang berasal dari Departemen Mikrobiologi University of Sofia. Mereka meriset propolis yang mampu menghambat pertumbuhan Helicobacter pylori, pemicu radang lambung dan kanker usus. Hasil dari riset tersebut menyatakan bahwa propolis mampu menghambat penyakit tersebut dengan dosis tertentu.

Mesir

El-Khawaga OA, peneliti yang berasal dari Departemen Kimia, Fakultas Sains Universitas Mansoura menyatakan bahwa propolis dapat berefek apoptosis dan dapat menghambat sel kanker serta mampu mencegah kerusakan oksidatif. Propolis berdosis 150 mg per kg bobot tubuh dapat digunakan untuk menyembuhkan tumor. Ukuran tumor akan menyusut dari 7 mm menjadi 1,6 mm.

Turki

Keyseri yang berasal dari Univeritas Erciyes membuktikan bahwa propolis yang diestrak dengan etanol dapat berfungsi sebagai antibakteri, terutama untuk bakteri gram positif Staphylococcus aureus. Namun, daya hambat propolis pada bakteri gram negatif seperti Escherichia coli dan Pseidmonas aeruginosa.

Korea Selatan

Peneliti asal Pusat Penelitian Bionalisis dan Biotransformasi, Cheongryang, Seoul, meneliti CAPE (asam kafeat, Caffeic Acid Phenetyl Ester), senyawa aktif yang dikandung propolis mampu bersifat sebagai antikanker, antivirus, dan antiperadangan.

Indonesia

Salah satu penelitian tentang propolis yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dilakukan oleh peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dr. Eko Budhi Koendhori M. Kes. Penelitian yang sudah dilakukan membuktikan bahwa lem lebah mampu membantu tubuh untuk menekan kerusakan jaringan paru-paru dan bakteri penyebab penyakit tuberkulosis (TB). Propolis juga dapat meningkatkan kekebalan sehingga menimilasir kerusakan jaringan tubuh.

Jepang

Kimoto T dan rekan peneliti yang berasal dari Institut Fujisaki, Okayama, Jepang, telah meneliti propolis untuk mengatasi leukimia. Dalam uji praklinisnya, Kimoto berhasil membuktikan bahwa propolis berefek apoptosis bagi sel kanker. Artepili dalam propolis juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.