Hati-hati! Konsumsi Ikan Tak Selalu Menyehatkan

Pertanianku — Polusi plastik saat ini memang tak terbendung. Hal itu bahkan mencemari makanan laut di dunia, khususnya ikan. Padahal, konsumsi ikan menjadi salah satu solusi pemenuhan protein sehat bagi kita.

konsumsi ikan
Foto: Pixabay

Misalnya saja beberapa jenis ikan, seperti tuna dan salmon, adalah sumber omega-3 terbaik yang sangat penting bagi tubuh. Kandungan EPA dan DHA-nya amat baik untuk jantung dan otak. Sayangnya, sumber makanan yang baik itu kini berpotensi tercemar mikroplastik, dengan diameter lima milimeter atau kurang.

Menurut seorang peneliti dari Roskilde University, potongan-potongan kecil itu terutama berasal dari barang-barang plastik yang telah dipecah oleh angin, gelombang, dan sinar matahari.

Peneliti yang fokus mempelajai polusi plastik itu mengatakan, beberapa mikroplastik juga berasal dari pelet plastik yang disebut “nurdles”.  Mikroplastik itu juga ditemukan dalam microbeard atau butiran halus dari partikel kecil plastik yang ditemukan dalam produk kesehatan dan kecantikan.

Tahun lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan pernyataan, lautan dunia mengandung 500 kali lebih banyak mikroplastik daripada jumlah bintang di galaksi. Para peneliti juga menemukan partikel serupa di air tawar.

Temuan tersebut mencerminkan, ikan yang kita konsumsi mungkin pula telah terkontaminasi bahan kimia, seperti PCB dan logam berat yang beracun dari mikroplastik itu. Laman Hello Sehat memberitakan, plastik dalam makanan tak bisa diurai dalam tubuh, hingga bisa mengganggu fungsi organ dalam tubuh.

Zat kimia yang terakumulasi di dalam tubuh juga merupakan faktor yang berkontribusi terhadap tumbuhnya kanker. Demi meminimalkan risiko ini, kita bisa memilih mengonsumsi ikan yang berukuran lebih kecil. Cirino mengatakan plastik dan racun dapat memasuki rantai makanan.

“Jadi mengonsumsi hewan pemakan tanaman atau ganggang adalah pilihan lebih aman daripada mengonsumsi hewan pemangsa biota laut,” ucap dia.

Meski kerang juga terancam polusi plastik, mahkluk laut ini lebih efisien dan mampu membersihkan dirinya sendiri dari polusi plastik.