Pertanianku — Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan singkong. Keluarga umbi-umbian ini dikenal sebagai salah satu sumber karbohidrat yang murah dan mudah didapatkan. Bahkan, di beberapa daerah di Indonesia, singkong dijadikan sebagai makanan pokok pengganti nasi. Namun ternyata, jika Anda terlalu banyak makan singkong akan terkena risiko keracunan sianida.
Singkong bisa berbahaya jika dikonsumsi mentah dan dalam jumlah yang terlalu banyak. Pasalnya, singkong mentah menghasilkan sianida dalam bentuk senyawa glikosida sianogenik yang dinamakan linimarin.
Kandungan senyawa glikosida sianogenik pada singkong jumlahnya memang sangat kecil dan relatif tidak beracun. Akan tetapi, proses pencernaan yang terjadi di dalam tubuh manusia bisa mengurainya menjadi hidrogen sianida, salah satu bentuk racun sianida yang paling berbahaya.
Racun tersebut akan menghambat kerja sitokom oksidase, yakni enzim dalam mitokondria yang berfungsi mengikat oksigen untuk memenuhi kebutuhan pernapasan sel-sel tubuh. Jika enzim tersebut tidak bekerja karena dihambat oleh racun sianida, sel-sel tubuh Anda akan mengalami kematian.
Keracunan sianida dapat berakibat buruk pada sistem jantung dan pembuluh darah. Termasuk juga berpengaruh dalam peningkatan tahanan pembuluh darah dan tekanan darah di dalam otak, sistem pernapasan, dan sistem susunan saraf pusat. Disamping itu, pada kasus keracunan sianida kronis, sistem endokrin juga biasanya terganggu.
Jadi, jika singkong dimakan dalam jumlah banyak ditambah dengan cara pengolahan yang tidak benar, hal tersebut akan meningkatkan risiko keracunan sianida. Akibatnya, bisa mengganggu fungsi tiroid dan saraf. Ini tidak hanya menyebabkan kelumpuhan dan kerusakan organ, namun juga bisa berakibat fatal seperti kematian.
Meski ada beberapa risiko berbahaya saat makan singkong, terutama yang mentah dan yang ditanam di daerah industri, bukan berarti singkong itu tidak aman. Singkong adalah sumber karbohidrat yang padat nutrisi dan tetap dianjurkan untuk dikonsumsi. Pada umumnya singkong aman untuk dikonsumsi, asalkan diolah dengan cara yang tepat dan dikonsumsi dalam jumlah yang sedang.