Pertanianku – Cabai merupakan salah satu kebutuhan pangan yang harganya sering kali tidak stabil. Bahkan, beberapa waktu lalu, harga cabai yang tinggi menjadi perbincangan di masyarakat.
Kurangnya pasokan ke pasar menjadi penyebab utama kenaikan harga cabai. Hal ini terjadi tidak hanya dari faktor cuaca. Mata rantai pemasaran cabai sangat panjang juga menjadi faktor penyebab. Belum lagi masalah permainan tengkulak yang dengan sengaja mengurangi pasokan di pasar sehingga harga cabai menjadi mahal.
Padahal, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah guna mengontrol harga cabai ketika melonjak. Namun, sepertinya hal tersebut belum bisa teratasi dengan baik.
Sebenarnya masalah tersebut bisa dihindari, jika saja masyarakat mau berubah dari kebiasaan mengonsumsi cabai segar jadi mengonsumsi cabai olahan. Misalnya, cabai kering, bubuk cabai, atau pasta cabai yang daya simpannya lebih lama dibanding cabai segar.
Salah satu pengolahan cabai yang paling mudah adalah pengeringan. Ada beberapa metode pengeringan yang bisa dilakukan, yaitu pengeringan tradisional dengan memanfaatkan sinar matahari dan pengeringan menggunakan alat seperti pengeringan menggunakan oven dan pengeringan Far Infra Red (FIR).
Pastinya, setiap metode memiliki kelebihan, kekurangan, dan mutu cabai kering yang berbeda-beda. Pengeringan tradisonal dengan bantuan sinar matahari adalah metode yang paling murah dan sederhana. Akan tetapi, metode ini hanya dapat dilakukan saat ada panas matahari. Selain itu, waktu pengeringannya cukup lama. Suhu pengeringan dan kelembapannya juga tidak dapat dikontrol sehingga mutu yang dihasilkan tidak seragam.
Hasil penelitian Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pasca Panen) menunjukkan pengeringan dengan metode FIR menghasilkan cabai kering dengan kadar capsaisin tertinggi dengan waktu pengeringan yang relatif cepat.
Dari cabai kering bisa diolah lagi menjadi bubuk cabai. Cabai kering dihaluskan dengan menggunakan alat penggiling atau bisa juga menggunakan blender untuk skala rumah tangga. Lubang ayakan yang disarankan untuk membuat cabai bubuk adalah 60 mesh agar diperoleh bubuk cabai yang halus dan merata.
Bubuk cabai ini mampu bertahan selama 3—6 bulan jika disimpan dalam suhu kamar dan menggunakan kemasan plastik. Namun, jika menggunakan kemasan alumunium foil, bubuk cabai dapat tahan selama dua tahun. Cabai kering ataupun bubuk cabai ini dapat dipasarkan langsung sebagai rempah atau dijual ke industri pengolahan untuk dijadikan bumbu instan siap pakai.