Pertanianku – Bagi masyarakat Indonesia daging merupakan salah satu makanan yang tak lepas dari menu sehari-hari. Sebenarnya, mengonsumsi daging sangat dianjurkan oleh pakar kesehatan guna memenuhi protein hewani. Namun, terkadang beberapa orang mengonsumsi daging dengan jumlah yang banyak. Hal inilah yang sebenarnya perlu dihindari.
Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi diet tinggi protein, terutama daging, dapat meningkatkan risiko gagal jantung pada perempuan di atas usia 50.
Temuan menunjukkan bahwa perempuan yang memiliki asupan tinggi protein, risiko gagal jantung akan meningkat secara signifikan, dibandingkan pada perempuan dengan asupan protein hariannya rendah, atau lebih banyak mengonsumsi sayuran daripada protein.
Sementara perempuan yang mengonsumsi protein nabati dengan jumlah yang lebih tinggi, risiko gagal jantungnya akan berkurang. Namun, asosiasi ini tidak signifikan jika disesuaikan dengan massa tubuh.
“Kalibrasi total asupan protein yang tinggi tampaknya berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung, sementara asupan protein nabati tampaknya menjadi pelindung,” kata Mohamad Firas Barbour dari Brown University di Rhode Island, AS, seperti dilansir dari Boldsky.
Dari studi yang dilakukan sebelumnya, para peneliti menemukan hubungan antara tingkat konsumsi protein dari daging dan risiko kardiovaskular pada perempuan.
“Gagal jantung adalah hal yang sangat lazim, terutama pada perempuan pasca-menopause. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik tentang faktor gizi yang berhubungan dengan gagal jantung sangat diperlukan,” saran Barbour.
Menurut rekomendasi dari American Heart Association, perempuan pada usia ini harus mulai menjalani pola diet yang berfokus pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, unggas, ikan, dan kacang-kacangan. Mereka juga harus membatasi mengonsumsi daging merah, serta makanan dan minuman manis.
Jika mereka ingin tetap memakan daging, sebaiknya pilih daging tanpa lemak dan unggas tanpa kulit. Mereka harus makan ikan setidaknya dua kali seminggu, yakni ikan tinggi asam lemak omega-3 seperti salmon, trout, atau ikan haring.
Penelitian ini dipresentasikan pada American Heart Association Scientific Sessions 2016 di Louisiana, baru-baru ini.