Pertanianku – Suatu kegiatan untuk menghasilkan pendapatan dari ternak yang telah diproduksi disebut juga hilir peternakan. Ragam kegiatan di hilir peternakan yang harus dipahami antara lain penjualan ternak siap potong, ternak adu, kulit ternak, dan kotoran ternak. Berikut penjelasannya.
- Ternak siap potong
Salah satu hasil utama dari peternakan adalah ternak siap potong. Dari ternak inilah akan dihasilkan daging. Biasanya, satu ekor ternak domba atau kambing dengan bobot 25 kg akan menghasilkan karkas sebanyak rata-rata 12,5 kg dengan bagian-bagian berikut ini.
- Daging sebanyak 7 kg.
- Tulang iga sebanyak 2 kg.
- Tulang paha sebanyak 1 kg.
- Kepala dan kaki 1 kg.
- Jeroan sebanyak 1,25 kg.
Saluran pemasaran yang bisa digunakan untuk menjual ternak domba dan kambing siap potong antara lain tukang sate, katering, produsen kebab, steak, dan keperluan rumah tangga. Untuk memasarkan produk daging ini, bisa mencoba untuk menawarkan produk tersebut ke beberapa alternatif calon customer. Calon-calon dimaksud sebagai berikut.
- Pasar tradisional
Pasar tradisional masih memiliki prospek yang cerah untuk memasarkan domba atau kambing. Dari pengalaman penulis, pasar tradisional menyerap ternak siap potong dalam jumlah yang cukup besar. Di Pasar Kemiri Muka (Depok), misalnya, ada sekitar 5 pedagang kambing dan domba. Setiap hari, rata-rata setiap pedagang bisa memotong 5 ekor. Di Depok sendiri, ada 5―8 pasar tradisional. Dari sini dapat disimpulkan bahwa penjualan ternak melalui pasar tradisional masih memegang peranan yang penting.
- Tukang sate
Tukang sate yang ada di Jakarta, misalnya, memiliki beberapa kelompok seperti berikut.
- Tukang sate pinggir jalan rata-rata membutuhkan daging ternak 0,5 kg per hari.
- Pedagang sate kecil membutuhkan daging ternak berkisar 1—2 kg per hari.
- Pedagang sate menengah umumnya mampu menghabiskan 10 kg daging ternak (setara dengan 1 ekor ternak) per hari.
- Pedagang sate besar umumnya bisa menghabiskan 3—10 ekor ternak. Bayangkan, berapa banyak tukang sate yang ada di sekeliling kita? Tentu banyak bukan? Ini adalah peluang pasar yang menjanjikan.
- Katering
Kita tidak perlu ragu dengan saluran pemasaran yang satu ini. Jasa katering memang memiliki pangsa pasar tersendiri. Untuk pesta pernikahan saja, gedung sudah dipesan dari 1 tahun sebelumnya. Setiap pesta perkawinan bisa menghabiskan 3—5 ekor ternak. Padahal, gedung di Jabodetabek untuk mengadakan resepsi pernikahan sangat banyak. Dalam seminggu, bisa jadi ada 50—100 resepsi pernikahan.
- Kurban
Hari raya Idul Adha merupakan bulan bonus bagi peternak. Momen ini banyak digunakan oleh peternak baru untuk memasarkan ternaknya. Beberapa kelebihan dari penjualan ternak pada saat Idul Adha sebagai berikut.
- Permintaan ternak sangat tinggi.
- Pasar premium dengan harga relatif tinggi. Pemasarannya bisa melalui agen, yayasan, atau langsung ke konsumen akhir. Jika pemasaran melalui agen atau yayasan, biasanya harganya cukup rendah. Namun, jika mampu memasarkan langsung ke konsumen akhir, harganya lumayan tinggi. Biasanya, harga ternak untuk konsumen akhir tidak ditentukan berdasarkan bobot ternak, tetapi ditentukan oleh performa ternak tersebut.
- Pasar yang harganya kabur (tidak ada standar).
- Setiap tahun harga cenderung naik.
- Aqiqah merupakan pasar khusus bagi domba dan kambing yang tidak dimiliki oleh ternak lain. Domba atau kambing memiliki nilai religi yang akan selalu dicari untuk sebuah momen, yaitu kelahiran si buah hati. Kita tak perlu khawatir dengan pasar ini karena sangat luas. Sebagai contoh, di Jakarta Selatan setiap bulannya ada 10.000 anak lahir. Dari jumlah tersebut, diasumsikan 90%-nya adalah anak muslim, berarti ada 9.000 anak muslim yang lahir. Dari 9.000 anak tersebut, diasumsikan orang tua yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk menjalankan ibadah aqiqah sebanyak 25%-nya. Berarti, ada kebutuhan aqiqah sebanyak 2.250 aqiqah.
Dari jumlah tersebut, diasumsikan 50%-nya adalah pria dan 50%-nya lagi wanita. Berarti jumlah ternak aqiqah yang dibutuhkan 1.125 ekor (untuk anak perempuan) dan 2.250 ekor (untuk anak laki-laki). Jadi, kebutuhan total untuk aqiqah tersebut sebanyak 3.375 per bulan. Untuk kebutuhan tersebut, anggap saja kita hanya bisa memasok 10%. Artinya, setiap bulan kita bisa menjual ternak sebanyak 337 ekor.
Dari gambaran tersebut, dapat kita bayangkan betapa besar pasar aqiqah yang ada di sekeliling kita. Jadi, jangan khawatir tidak mendapatkan bagian dari pasar yang begitu besar.
- Ternak aduan
Selain diambil dagingnya, beberapa jenis domba juga bisa digunakan sebagai ternak aduan. Umumnya, ternak aduan dipasarkan pada hobiis dan kolektor. Untuk menjadikan domba peliharaan sebagai ternak aduan, sebaiknya sejak kecil ternak tersebut sudah harus dipilih. Beberapa pilihan yang dapat dilakukan sebagai berikut.
- Ternak memiliki genitas yang baik dari indukannya.
- Perawakannya tinggi dan besar.
- Pertambahan bobot badan baik.
- Memiliki kaki-kaki yang kuat dan kokoh.
- Bentuk tanduk yang baik.
Setelah memilih beberapa ternak unggulan tersebut, jangan lupa untuk memaksimalkan penggemukannya. Latihlah ternak tersebut paling tidak dua kali seminggu. Ikutkan ternak tersebut dalam turnamen-turnamen adu ketangkasan yang ada. Dari turnamen inilah, terbentuk harga ternak yang sangat menguntungkan.
- Kulit ternak
Sampai saat ini, kulit domba dan kambing masih menjadi unggulan dalam memproduksi berbagai produk berbahan dasar kulit, mulai dari dompet, tas, hingga ikat pinggang. Saat ini, Garut sebagai sentra kerajinan kulit juga masih kekurangan pasokan kulit ternak untuk diubah menjadi produk yang bernilai jual tinggi.
- Kotoran ternak
Kotoran dari ternak bukan merupakan limbah yang tidak bisa dimanfaatkan. Justru, kotoran ternak memiliki nilai jual yang tinggi. Kotoran ternak bisa dijual sebagai pupuk kandang. Kita bisa menjualnya ke produsen pupuk organik atau langsung ke petani, terutama petani yang memproduksi komoditas organik, seperti sayur organik.
Sumber: Buku Langkah Sukses Menjadi Peternak Domba & Kambing Secara Otodidak