Pertanianku — Hiu paus atau Rhincodon typus merupakan spesies ikan terbesar di dunia. Habitat ikan ini berada di perairan tropis hingga subtropis hangat kecuali di Laut Mediterrania. Oleh karena itu, spesies ikan terbesar ini sangat mudah ditemukan di Indonesia. Beberapa tahun terakhir ini, ikan terbesar di dunia itu sering terlihat muncul di Perairan Teluk Cendrawasih Papua, Talisayan Kalimantan Timur, Probolinggo Jawa Timur, dan Botubarani Gorontalo.
Kemunculan hiu paus di Indonesia bersifat musiman, kecuali di Kwatisore, Teluk Cenderawasih Papua. Di kawasan tersebut ikan besar ini dapat muncul sepanjang tahun.
Di Indonesia, ikan terbesar di dunia ini sudah dilindungi karena dinilai rentan mengalami kelangkaan yang dapat menyebabkan kepunahan akibat eksploitasi tidak terkendali.
Pada 1999, hiu paus telah masuk apendiks II dalam Convention on Migratory Species (CMS), yang berarti perlindungan dan pengelolaannya perlu diterapkan melalui kerja sama internasional. Dengan demikian, upaya konservasi untuk spesies ini harus dilakukan melalui jejaring antara berbagai negara.
Pada 2000, ikan terbesar ini masuk daftar merah untuk spesies terancam oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status rentan. Artinya, populasinya diperkirakan sudah menurun sebanyak 20—50 persen dalam kurun waktu 10 tahun.
Selanjutnya, pada 2002, hiu paus dimasukkan dalam apendiks II Conventon on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Artinya, perdagangan internasional untuk komoditas ini harus melalui aturan yang menjamin pemanfaatannya tidak akan mengancam kelestariannya di alam.
Ikan ini dapat bermigrasi dalam jangkauan wilayah yang luas. Tubuhnya dapat tumbuh hingga 20 meter dengan bobot mencapai 34 ton. Hiu paus memiliki bentuk kepala lebar dan gepeng dengan mulut yang besar.
Warna tubuh ikan ini keabu-abuan dan bertotol putih. Uniknya, totol pada setiap individu ikan berbeda-beda. Perbedaan totol tersebut menjadi ciri khas yang sangat mudah dikenali dari ikan besar ini dan juga menjadi alat untuk mengidentifikasi.
Ikan ini makan dengan tiga cara, yakni berenang sambil menyaring air dengan mulut terbuka agar mangsa bisa masuk, berenang sambil menyedot air dan memakan mangsa yang tersangkut di insang, serta diam vertikal sambil menyedot air.