Pertanianku — Gemercik air bersih dari mata air menjadi berkah bagi warga Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Agus Riyanto memanfaatkan air bersih dari kaki Gunung Kelud itu untuk ternak ikan koi.
Ia menekuni ternak ikan koi ini sejak 1997. Dua puluh tahun kemudian, ayah 2 anak itu menikmati omzet Rp30 juta—Rp75 juta per bulan dari budidaya ikan hias itu. Jumlah total ikannya kini mencapai ratusan ribu ekor, termasuk 30 indukan.
Setiap bulan ia menjual minimal 500 ikan berukuran 25 cm atau berumur sekitar 4 bulan. Ia menjual dengan harga Rp50.000 per ekor. Omzet paling sedikit yang ia dapatkan, yaitu Rp25 juta per bulannya. Pembeli ikan hias hasil budidaya Agus berasal dari berbagai daerah.
Kini, Agus memasarkan ikan koi sampai ke Sumatera Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan. Kegigihan Agus menjadikan ikan koi sebagai salah satu produk unggulan Blitar.
Pehobi dari berbagai daerah kerap datang ke lokasi Agus Koi Center—demikian ia menamai tempatnya. Mereka betah melihat-lihat sembari bersantai sebelum memboyong ikan yang mereka sukai.
Dalam hal ini, ia memastikan calon pembeli memiliki pengetahuan cukup tentang koi dan sistem pemeliharaannya. Itu mencakup ukuran kolam, kedalaman air, sistem penyaringan, atau jenis pakannya. Tujuannya, memastikan bahwa ikan mampu hidup dengan baik di tangan kolektor.
“Bukan saja kasihan ikannya, tetapi lebih kasihan lagi pembeli yang sudah jauh-jauh datang, repot-repot membawa, malah kemudian ikannya mati,” tutur agus dikutip dati Majalah Trubus edisi Oktober 2017.
Omzet Agus terus menanjak hingga pada 2004, ia mampu membeli lahan seluas 560 m² di tepi jalan utama pusat Kabupaten Blitar. Lahan itu kini menjadi kediaman sekaligus kolam pamer untuk ikan-ikan hias koleksi.