Ikan Baung, Ikan Asli Indonesia yang Tak Kalah Lezat

PertaniankuIkan baung (Mystus nemurus) merupakan ikan asli Indonesia yang pamornya terbilang masih kalah dengan patin dan lele. Meskipun demikian, permintaan ikan ini terbilang bagus, bahkan cenderung meningkat, terutama di wilayah Jawa dan beberapa pulau di timur Indonesia. Selain itu, nilai ekonomi ikan baung juga terbilang bagus.

ikan baung
foto: https://www.riau.go.id/

Hingga saat ini potensi pasar ikan berasal dari pasar domestik dan pasar luar negeri. Namun, ternyata, pasokan dari produsen masih belum mampu memenuhi permintaannya, mengingat jumlah pembudidaya ikan ini masih sedikit.

Di Jawa Barat, ikan ini lebih terkenal dengan sebutan singgah, sedangkan di Jawa Tengah terkenal dengan sebutan tageh dan tenggah. Nama baung sendiri berasal dari Sumatera dan Kalimantan. Ikan ini banyak dijumpai di daerah Danau Toba dan Danau Tondano (Sulawesi).  Sementara itu, di Jawa Barat, baung banyak ditemukan di Waduk Jatiluhur, Saguling, dan Cirata.

Ikan baung memiliki badan yang panjang, berbentuk bulat, punggung meninggi di depan lalu merendah di bagian ekor. Tubuh baung berwarna cokelat muda, sedangkan bagian perutnya berwarna putih/kekuningan. Warna tubuh tersebut akan berubah menjelang dewasa, bagian punggungnya berwarna kecokelatan dan bagian perut berwarna kuning tua.

Baung termasuk ikan air tawar yang senang di perairan tenang, bukan air deras. Itu sebabnya baung lebih sering ditemukan di rawa, danau, waduk dan perairan tenang lainnya. Namun, baung memiliki daya tahan yang rendah sehingga membutuhkan oksigen yang cukup banyak. Baung juga kurang tahan terhadap perubahan lingkungan dan penyakit.

Baung betina sudah mengalami matang gonad pada umur 12 bulan, sedangkan induk jantan mengalami matang gonad pada umur 10 bulan. Rata-rata tiap induk baung mampu menghasilkan telur sebanyak 60.000 butir telur. Telur baung berwarna cokelat dan berdiameter 1,35–1,63 persen. Telur-telur bersifat adesif atau melekat pada benda-benda yang berada di permukaan air. Namun, tak menutup kemungkinan, telur-telur akan saling menempel. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kekurangan oksigen sehingga daya tetas telur menjadi rendah.

Ikan air tawar ini mampu memijah sepanjang tahun, tetapi pemijahan secara alami masih terbilang sulit dilakukan. Pemijahan baung hanya bisa dilakukan secara buatan, yakni dengan menyuntikkan ovaprim, lalu dilakukan pengurutan.