Pertanianku — Ikan bisa depresi? Mungkinkah? Seperti yang diketahui banyak orang biasanya depresi hanya dialami oleh manusia. Namun, faktanya, ternyata ikan juga bisa mengalami depresi. Apakah depresi yang dialami oleh ikan juga sama seperti depresi yang dialami manusia?
“Neurokimia (molekul organik yang terlibat dalam aktivitas sistem saraf) antara ikan dan manusia sangat mirip,” jelas Dr. Julian Pittman, dari Departemen Ilmu Biologi dan Lingkungan, Universitas Troy, Alabama, seperti dikutip dari New York Times.
Untuk mengetahuinya, Dr. Pittman tengah berusaha mengembangkan obat baru yang dapat mengobati depresi dengan bantuan ikan zebra.
Dalam eksperimennya yang disebut novel tank test (tes tangki baru), ikan zebra yang diletakkan dalam tangki baru dapat diukur tingkat keparahan depresinya berdasarkan jumlah waktu ikan berenang di atas dan di dasar.
Jika dalam waktu lima menit, ikan berada di dasar permukaan tangki, hal itu menandakan dia depresi. Namun, jika ikan berenang di atas—kecenderungan menjelajahi lingkungan baru—hal itu berarti ikan tidak depresi.
Pasalnya, meski para ilmuwan telah menggunakan hewan seperti tikus untuk mempelajari masalah emosional manusia selama beberapa dekade, relevansi model tersebut dengan pengalaman yang dialami manusia cenderung samar.
“Masalah yang jelas ada adalah kami tidak dapat bertanya pada hewan bagaimana perasaan mereka,” ujar Dr. Diego A Pizzagalli, direktur Pusat Depresi, Kecemasan, dan Riset Stres di Harvard Medical School.
Dr. Pizzagalli mengungkapkan, walaupun para peneliti dapat menemukan gejolak serotonin dan dopamin yang paralel, ikan dan tikus tidak bisa menangkap seluruh spektrum depresi seperti yang kita ketahui.
Meski demikian, salah satu hal yang meyakinkan Dr. Pittman dan peneliti ikan lain selama sepuluh tahun terakhir adalah melihat bagaimana ikan zebra yang kehilangan minat pada semua hal, termasuk makanan, mainan, dan eksplorasi. Hal ini sangat mirip seperti manusia yang mengalami depresi klinis.
“Anda tahu, manusia yang mengalami depresi cenderung menjadi penyendiri. Hal yang sama juga terjadi pada ikan,” ujar Culum Brown, seorang ahli biologi perilaku di Macquarie University, Sydney, yang telah menerbitkan lebih dari 100 makalah terkait kondisi ikan.
“Pemicu terbesar depresi ikan kemungkinan karena tidak ada rangsangan,” sambung Victoria Braithwaite, seorang profesor perikanan dan biologi di Penn State University yang mempelajari preferensi ikan dan kecerdasan ikan.