Pertanianku — Ikan capungan banggai merupakan ikan hias terkenal yang sering diincar oleh pehobi. Sosoknya terlihat indah saat menghiasi akuarium air asin. Ikan endemik asal Indonesia Timur resmi menjadi maskot ikan hias Indonesia pada Agustus 2021. Keputusan tersebut ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2021. Namun, sayangnya, ikan cantik ini pernah masuk daftar ikan yang terancam punah.

Capungan banggai mulai masuk ke glosari ikan pada 1920. Ikan cantik ini ditemukan di Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah. Habitat aslinya di perairan dangkal di sekitar karang dan padang lamun. Saat ini, ikan capungan banggai sudah bisa dijumpai di perairan Sulawesi Utara, Teluk Palu, Kendari, Ambon, Gorontalo, dan Bali.
Melansir dari laman Indonesia.go.id, pada Januari 2016 Amerika Serikat memasukkan ikan endemik ini ke daftar endangered species. Saat itu, populasi ikan capungan banggai di alam mendekati terancam (threatened). Sebelumnya, ikan hias ini juga masuk daftar AnnexD dari EU Wildlife Trade Regulations (EC Nomor 338/97 dan EC Nomor 865/2006 dan perubahannya) pada 11 April 2008. Lembaga konservasi dunia (IUCN) juga memasukkannya ke daftar merah sebagai spesies terancam punah.
Upaya budidaya capungan banggai sudah dilakukan sejak 2010-an di berbagai daerah. Namun, masih banyak penggemar ikan hias yang menginginkan ikan yang berasal dari perairan Banggai. Hal tersebut menyebabkan penangkapan liar terus terjadi. Penangkapan inilah yang menyebabkan kelangkaan capungan banggai di habitat aslinya.
Balai Perikanan Budi Daya Air Laut (BPBL) Ambon telah berhasil memproduksi ikan hias capungan banggai dan indukannya pada 2015. BPBL Ambon juga sudah mengenalkan kepada masyarakat teknik budidaya di jaring apung. Sejak saat itu, budidaya capungan banggai pun meluas dan kelangkaan tak lagi menjadi isu kritis.
Dalam upaya menjaga populasinya, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49 Tahun 2018. Keputusan tersebut berisi larangan kegiatan penangkapan ikan capungan banggai pada periode puncak pemijahan yang terjadi di Februari, Maret, Oktober, dan November. Hal ini bertujuan melindungi ikan sehingga bisa berkembang biak secara alami.