Pertanianku – Iklim memberikan pengaruh yang cukup nyata. Kondisi iklim di daerah tropis, seperti di Indonesia sedikit berbeda dengan kondisi iklim subtropis atau kutub. Sapi limousin yang berasal dari iklim dingin perlu penyesuaian untuk dapat hidup di musim tropis. Paling tidak sapi tersebut lebih cocok jika dipelihara di daerah dataran tinggi yang berhawa sejuk. Untuk mengatasi pengaruh lingkungan tersebut, sapi limousin dapat dikawinsilangkan dengan sapi-sapi lokal atau yang lebih dahulu didomestifikasi. Iklim berhubungan dengan perubahan suhu udara pada suatu tempat.
Saat musim hujan tentu suhu udara akan cenderung rendah. Sebaliknya, suhu cenderung akan lebih tinggi saat musim kemarau. Perubahan iklim dapat menyebabkan adanya pengaruh pola hidup pada sapi tersebut walaupun tidak fatal. Namun, sapi limousin dapat hidup dengan kondisi lokasi yang berbeda suhu dan ketinggian.
Adanya perbedaan iklim atau perubahan iklim akan memberikan pengaruh pada suhu yang berdampak pada kehidupan ternak sapi potong, di antaranya sebagai berikut.
- Metabolisme sapi. Adanya perubahan iklim dari musim hujan ke musim kemarau dapat menyebabkan nafsu makan sapi berkurang. Dengan demikian, laju metabolisme pada sapi akan terhambat.
- Laju pertumbuhan sapi atau penimbunan daging dengan adanya gangguan laju metabolisme pun melambat atau terganggu sehingga pembesaran sapi dapat berjalan melambat.
- Munculnya penyakit. Dengan perubahan iklim, ada kecenderungan datangnya penyakit.
- Berkurangnya stok pakan. Iklim kering atau datangnya panas menyebabkan sumber pakan hijauan banyak yang mati atau pakan hijauan yang hidup lekas tua atau kurang baik.
Sumber: Buku Beternak Sapi Limousin