Pertanianku – Cavia porcellus atau guinea pig merupakan satwa rodensia yang memiliki tubuh kecil, lonjong, dan tidak berekor. Hewan mungil yang juga disebut cavy ini tidak berkerabat dekat dengan babi, meskipun nama resminya “guinea pig”. Cavy justru berhubungan dekat dengan landak dan chinchilla.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa guinea pig berasal dari daerah Pegunungan Andes di Amerika Selatan. Di daerah asalnya, guinea pig didomestikasi sejak tahun 5000 SM dan berperan penting sebagai penghasil protein hewani. Berikut ini klasifikasi guinea pig menurut Linnaeus (1758).
Selain itu, guinea pig juga ikut serta dalam ritual-ritual religious dan merupakan salah satu bahan pengobatan tradisional. Bangsa Spanyol yang pertama kali memperkenalkan guinea pig kemasyarakat Eropa, terkait dengan penjajahan Peru pada tahun 1532.
Sejak abad ke-19, guinea pig berperan sebagai hewan percobaan di laboratorium, terutama dalam penelitian biomedis dan farmakologi. Seiring dengan berjalannya waktu, guinea pig diterima masyarakat sebagai hewan kesayangan. Sosoknya yang mungil dan karakternya yang jinak telah merebut hati banyak orang. Tara, hobiis cavy dari Kedoya, Jakarta Barat, mengungkapkan bahwa GP dapat menjadi pet yang istimewa karena sifatnya yang bersahabat dan sangat interaktif. Cavy pun sangat jarang menggigit, kecuali saat merasa terancam. Meskipun menggigit, gigitannya tidak begitu sakit.
Melihat tren ini, muncullah breeder yang mengawinkan berbagai jenis cavy dengan aneka ragam jenis dan warna rambut. Proses pengembangbiakan ini memakan waktu hingga 40 tahun untuk dapat menciptakan berbagai jenis guinea pig yang ada saat ini.