Pertanianku — Mesin tetas memang sangat diperlukan oleh para peternak unggas untuk menetaskan telur. Agar mendapatkan hasil tetas telur yang sesuai, sebaiknya Anda mengikuti syarat-syarat ini agar mesin tetas berfungsi dengan baik.

Suhu dan perkembangan embrio
Suhu pada mesin tetas akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan embrio yang berada di dalam cangkang telur. Oleh karena itu, kondisi suhu harus sesuai dan tepat karena jika suhu tidak sesuai embrio yang berada di dalam, telur akan berhenti berkembang dan mati.
Suhu yang dibutuhkan untuk menetaskan unggas berbeda-beda tergantung jenis unggas yang diternakkan. Suhu yang digunakan untuk perkembangan embrio dari telur ayam adalah sekitar 101—105° F atau 38,33—40,55° C, itik 100—103° F atau 37,78—39,44° C , puyuh 102° F atau 39,5° C , dan walet 90—95° F atau 32,22—35° C.
Sebelum telur dimasukkan ke mesin tetas, suhu ruang penetasan harus sesuai dengan suhu yang dibutuhkan.
Setelah suhu diletakkan di dalam mesin, pembelahan sel akan segera berlangsung dan embrio yang berada di dalam cangkang akan terus berkembang selama suhu yang digunakan tetap terjaga. Biasanya, hal yang sering terjadi, sumber panas untuk memberikan suhu tidak stabil sehingga Anda perlu untuk melakukan kontrol secara rutin.
Kelembapan dalam induk buatan
Selain suhu, tingkat kelembapan udara yang sesuai juga dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan embrio. Tidak seperti suhu, kondisi kelembapan udara akan berbeda-beda setiap harinya menyesuaikan kondisi telur, tetapi tetap tingkat kelembapan juga tergantung dengan jenis unggas yang diternak.
Kelembapan untuk telur ayam pada saat awal penetasan dibutuhkan sebanyak 52—55 persen dan menjelang menetas sebanyak 60—70 persen; itik pada saat awal penetasan dibutuhkan sebanyak 70 persen dan menjelang menetas sebanyak 60—65 persen; dan puyuh pada saat awal penetasan dibutuhkan sebanyak 55—69 persen dan menjelang menetas sebanyak 65 persen.
Kelembapan juga akan memengaruhi proses pembentukan kalsium (Ca) pada embrio. Perkembangan embrio akan mengalami kendala dan lambat saat tingkat kelembapan udara terlalu tinggi atau rendah. Kelembapan dapat diatur dengan pemberian air ke wadah yang diletakkan di dalam mesin tetas.
Ventilasi
Agar embrio berkembang dengan normal, embrio akan membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida melalui pori-pori kerabang telur. Oleh karena itu, pasokan oksigen di dalam mesin tetas baru cukup tersedia untuk sirkulasi udara yang baik. Kekurangan oksigen pun akan menyebabkan embrio gagal berkembang. Kebutuhan oksigen dapat disuplai melalui ventilasi.