Pertanianku – Cina sangat dikenal dengan berbagai pengobatan tradisionalnya. Berbagai jenis pengobatan herbal terlahir di sana. Salah satu tumbuhan yang bermanfaat untuk pengobatan itu adalah cordyceps. Cordyceps disebut juga dengan cordyceps sinensis merupakan jamur yang tumbuh liar di daerah Barat Cina.
Dalam bahasa Cina, tumbuhan tersebut dinamakan Dong Chong Yia Cao atau winter warm summer grass, yang berarti herbal musim dingin dengan kehangatan musim panas. Cordyceps merupakan jenis herbal yang sering digunakan pada teknik pengobatan di Cina. Tumbuhan ini umumnya ditemukan pada ketinggian 10.000 kaki di atas permukaan laut di Cina, Tibet, dan Nepal. Namun, cordyceps liar yang berasal dari dataran tinggi Tibet disebut-sebut sebagai tumbuhan terbaik.
Secara umum, jamur yang diambil dan dimanfaatkan biasanya dikumpulkan dari jamur liar. Beberapa literatur menunjukkan bahwa cordyceps liar sangat kaya akan beberapa komponen penting. Namun, kandungan aktif tersebut justru berbeda pada cordyceps yang telah dibudidayakan. Oleh karena itu, jamur ini dibiarkan tumbuh secara liar dan tidak dibudidayakan seperti jamur atau tanaman obat lainnya. Harga jamur ini pun menjadi sangat mahal. Bayangkan saja, untuk setiap 100 gramnya, harganya mencapai 1.000 dolar AS atau sekitar delapan juta rupiah. Meski begitu, tumbuhan ini tetap saja dicari.
Khasiat cordyceps sebenarnya sudah diketahui sejak ratusan tahun lampau. Sekitar 1500 tahun lalu, di padang rumput Pegunungan Himalaya, Tibet, seorang gembala memerhatikan perubahan yang terjadi pada ternaknya. Domba dan sapi yang digembalakannya bertambah kuat dan sehat setelah memakan makanan sejenis rumput. Ternyata, tumbuhan yang diduga rumput itu hanyalah parasit yang merupakan badan dari jamur tersebut. Dari sinilah tumbuhan yang lantas dikenal dengan nama cordyceps sinensis ini menjadi tumbuhan berkhasiat sebagai tanaman obat.
Dari berbagai literatur diketahui bahwa jamur ini mengandung hampir semua jenis nukleotida. Nukleotida sendiri merupakan senyawa ribosa atau deoksiribosa dengan basa nitrogen adenin, guanin, sitosin, timin, atau urasil, yang digunakan dalam regenerasi atau perbaikan gen. Senyawa ini sangat berperan penting dalam metabolisme adenosin tripospate (ATP) dan juga energi.
Jamur ini semakin dikenal karena efek afrodisiak yang ditimbulkannya. Penelitian yang dilakukan di Beijing Medical University di Cina dan Jepang memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Setidaknya sekitar 64% pria yang mengalami impotensi berhasil mengatasi masalah seksualnya tersebut setelah diberi jamur cordyceps. Uji klinis lain yang dilakukan Hunan Medical University menunjukkan bahwa cordyceps sangat luar biasa efektif dalam rileksasi otot halus pada alat kelamin pria. Akibatnya, aliran darah lebih mudah masuk dan membuat pria mampu berereksi selama beberapa waktu.
Selain itu, kandungan yang terdapat pada cordyceps juga berguna sebagai obat penguat sehingga dapat meningkatkan energi dan vitalitas tubuh. Itu sebabnya, cordyceps juga berguna bagi orang yang mengalami kelelahan. Dengan cordyceps, stamina tubuh akan kembali seperti sedia kala. Cordyceps juga diyakini dapat melancarkan aliran darah serta menurunkan kolesterol. Sebuah studi yang melibatkan sembilan rumah sakit dengan 273 pasien setidaknya membuktikan hal tersebut. Setiap hari, selama dua bulan, setiap pasien diberikan 3 gram cordyceps setara dengan empat kapsul cordyceps.