In Ovo Feeding, Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung

Pertanianku In ovo feeding merupakan inovasi teknologi yang diciptakan dalam sektor perunggasan dan dinilai mampu memberikan dampak besar dalam industri ayam pedaging dalam 20 tahun ini.

in ovo feeding
foto: ilustrasi pertanianku

Dilansir dari Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian, Balitbangtan terus mengembangkan formula bahan untuk in ovo feeding yang bisa berperan menggantikan antibiotik. In ovo feeding merupakan metode penyuntikan cairan nutrien ke dalam amnion embrio dan dilakukan pada umur 18 hari inkubasi (penetasan).

Embrio yang mendapatkan suntikan nutrien tersebut secara alami akan mengonsumsi nutrien secara oral selama masih berada dalam cangkang telur.

Periode perkembangan embrio dan neonatal (pertumbuhan di awal-awal menetas) merupakan fase yang penting untuk menentukan kualitas hidup ayam. Pasalnya, pada umur tersebut kondisi produktif ayam hampir mendekati angka 50 persen. Dengan begitu, asupan nutrisi yang didapatkan mampu menciptakan ayam pedaging berkualitas.

Inovasi ini dikembangkan oleh Balitbangtan melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak) dan sudah dikaji dalam kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada 2019 untuk mengkaji lebih mendalam bahan yang terbaik untuk disuntikkan. Bahan yang dikaji merupakan kombinasi antara asam butirat dan selenium.

Asam butirat berfungsi mengoptimalkan perkembangan dan fungsi usus (villi), sedangkan selenium berperan sebagai selenoprotein seperti glutathione peroksidase (GSH-Px) yang terlibat dalam perlindungan anti-oksidan seluler. Pada pirinsipnya, kedua bahan tersebut mampu menciptakan kondisi fisiologis dan metabolisme ternak menjadi lebih baik.

Penggunaan in ovo feeding telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas ayam kampung unggul Balitbangtan (KUB). Peningkatan tersebut terjadi pada bagian luas permukaan vili yang berkembang menjadi lebih baik, imunitas seperti titer antibodi dan aktivitas enzim gluathionin peroksidase meningkat, serta pertumbuha efisiensi pakan menjadi lebih baik.

Teknologi ini mampu menambahkan nilai lebih pada breed yang sudah ada dan dapat menghasilkan DOC yang mempunyai nilai lebih juga.

Kini, perkembangan prototipe alat injeksi otomatis untuk teknologi ini masih terus dikembangkan Balitbangtan. Prototipe tersebut sebenarnya sudah ada dan sudah bisa digunakan. Namun, prototipe tersebut masih dalam perkembangan untuk penyempurnaan.