Pertanianku — Lintah hidup (Hirudo medicinalis) berhasil diekspor ke Malaysia sebanyak 1.000 ekor. Ekspor lintah perdana ini dilakukan oleh Sultan Lintah, UKM asal Bengkulu. Komoditas yang selama ini dipandang sebelah mata rupanya memilik peminat.
“Ini komoditas unik dan ternyata pasarnya ada, tentu ekspor perdana ini menunjukkan potensi dan peluang Indonesia,” ujar Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Bengkulu, Sugeng Prayogo seperti dilansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sugeng menerangkan, sebelum dikirim ke Negeri Jiran, jajaran BKIPM Bengkulu telah menerbitkan sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB). Sertifikat ini membuat lintah-lintah tersebut bisa diterima di Malaysia.
“Tentu kita lakukan pengecekan kualitas dan mutu produk sebelum dikirim agar tidak terjadi penolakan di negara tujuan. Dan Alhamdulillah, lintah hidup sudah dikirim Rabu kemarin,” jelasnya.
Ekspor ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik bagi Provinsi Bengkulu untuk memasarkan produk-produknya ke luar negeri. Lintah-lintah yang diekspor dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan.
“Langkah selanjutnya tentunya adalah bagaimana kita meningkatkan jumlah ekspor dan memperluas pasar,” sambungnya.
Keberhasilan ekspor perdana lintah ke Malaysia merupakan wujud sinergi antara instansi Provinsi Bengkulu seperti Bea Cukai Bengkulu, Maskapai Garuda Indonesia, dan Angkasa Pura II Bengkulu dalam mendukung UMKM yang sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional. Seremoni ekspor perdana lintah hidup dilakukan di kargo bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu.