Pertanianku — Kementerian Pertanian (Kementan) melepas ekspor komoditas pertanian ke Cina dan Spanyol. Komoditas pertanian yang diekspor tersebut, yakni pisang dan nanas dari wilayah Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor nanas pada 2018 mencapai 228.537 ton atau naik 8,80 persen dibanding 2017 yang hanya sebesar 210.046 ton. Sementara, pada 2019 ini, pemerintah menargetkan ekspor sebesar 30 persen.
Berdasarkan catatan tersebut, total ada 65 negara tujuan ekspor. Di antaranya Jepang, Hongkong, Korea, Taiwan, Cina, Singapura, Malaysia, Brunei, Vietnam, India, Pakistan, Srilanka, Iran, Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia, dan lainnya.
“Nilai ekspor nanas 2018 sebesar Rp2,77 triliun,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi dalam keterangan pers, Minggu (14/4).
Sementara itu, pada Januari hingga Februari 2019, Suwandi mengatakan bahwa nilai ekspor buah nanas mencapai 32.053 ton. Menurutnya, angka tersebut merupakan hasil produksi selama 2018, yakni sebesar 1,85 juta ton dengan luas areal 53.800 hektare. Produksi tersebut naik 0,1 persen jika dibandingkan 2017 yang hanya sebesar 1,84 juta ton.
Suwandi menambahkan, Kementan bukan hanya berfokus pada peningkatan produksi yang berorientasi ekspor. Melalui berbagai program dan upaya distribusi program bantuan secara merata, Kementan juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Hal tersebut terukur pada Nilai Tukar Petani (NTP) selama periode 4 tahun terakhir yang terus meningkat. Bahkan, kata dia, pemerintah sudah melakukan hilirisasi dan industrialisasi sektor pertanian mendukung visi menjadi lumbung pangan dunia.