Pertanianku – Menyelesaikan polemik kelangkaan garam di Indonesia, PT Garam (Persero) ditugaskan oleh pemerintah untuk melakukan impor garam dari Australia sebanyak 75.000 ton guna memenuhi kebutuhan garam konsumsi tanah air. Hingga saat ini garam yang telah masuk Indonesia mencapai 52.500 ton lewat Pelabuhan Ciwandan Banten dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan PT Garam, Hartono, yang mengatakan garam tersebut tak langsung didistribusikan ke pasar-pasar, tetapi disalurkan lewat Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk kemudian diolah menjadi garam siap konsumsi.
“Targetnya garam ini sampai ke konsumen end user Rp4.500—Rp5.000/kg. Ini kan bentuknya masih bahan baku garam, nanti diolah lagi oleh IKM untuk dihaluskan dan diberi yodium. Harga jual ke IKM ada tim (pemerintah) yang menentukan,” kata Hartono seperti melansir dari detikFinance, (15/8).
Meski sudah masuk sejak 10 Agustus lalu, garam impor peruntukan konsumsi tersebut masih tersimpan di gudang. Komoditas bumbu dapur itu baru akan dikeluarkan setelah mendapat verifikasi dari Kementerian Perindustrian.
“Sementara masih di gudang-gudang kita untuk diverifikasi. Baru kemudian kami distribusikan ke IKM-IKM. Selain itu juga ini mau masuk panen di petani garam, ini ‘kan sifatnya untuk stimulus saja biar garam bisa turun,” tutur Hartono.
Menurutnya, garam impor pengapalan terakhir dari Australia akan datang pada 21 Agustus mendatang sebanyak 22.500 ton lewat Pelabuhan Belawan di Medan.