Pertanianku – Tingginya kebutuhan daging di Indonesia membuat pemerintah harus mendatangkan daging dari luar negeri. Selain melakukan impor sapi, pemerintah juga melakukan impor kerbau sebagai substitusi.
Kementerian Pertanian mencatat hingga saat ini produksi daging sapi dari lokal masih belum bisa memenuhi total kebutuhan hingga akhir tahun. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengungkapkan, total kebutuhan daging sapi dari Agustus hingga Desember 2016 sebesar 662,3 ribu ton. Sementara itu, perkiraan ketersediaan hanya sebesar 441,8 ribu ton hingga akhir tahun.
Agung mengatakan, ketersedian sapi setiap bulannya hampir statis di kisaran 36 ribu ton. Sementara itu, permintaan akan daging sapi berfluktuatif mengikuti momen yang ada. Akibatnya, jika ada hari raya seperti Idul Adha diperkirakaan akan mengalami defisit daging. Ini karena kebutuhan daging sapi naik mencapai 55 ribu ton. Dengan begitu, diperkirakan ada kekurangan pasokan sebesar 18 ribu ton.
Untuk mengatasi defisit daging sapi tersebut, pemerintah pun harus membuka keran impor. Sejumlah pedagang daging sapi pun menyebutkan harga sapi lokal cenderung makin mahal sehingga mereka terpaksa hanya menjual daging sapi impor hasil penggemukan.
“Satu ekor sapi lokal yang beratnya sekitar satu kuintal, harganya bisa mencapai Rp13—Rp15 juta/ekor. Kalau dijual harga dagingnya bisa mencapai Rp150.000/kg, lebih mahal dibandingkan daging sapi hasil penggemukan,” ungkap salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Lelang Bandarlampung, Andre, seperti dilansir dari Okezone (31/8).
Harga sapi lokal sebelumnya masih di kisaran Rp9 juta—Rp11 juta/ekor. Andre menyebutkan harga sapi impor hasil penggemukan berkisar Rp42.500—Rp42.700 per kg. Dengan demikian, para pedagang masih bisa menjual dagingnya berkisar Rp100.000—Rp120.000/kg.
Meski demikian, Andre mengatakan jika pasokan sapi dari perusahaan penggemukan ke rumah potong hewan masih lancar sehingga para pedagang tidak sulit mendapatkan daging sapi. Para pedagang daging sapi lainnya juga menyebutkan masyarakat tetap lebih suka daging segar dibandingkan daging beku, meski harga daging beku jauh lebih murah.