Pertanianku — Sebagai negara dengan penghasil rempah berkualitas yang tidak perlu diragukan lagi, Indonesia sudah lama menjadi eksportir aneka rempah. Salah satunya adalah varietas cengkih Siantan Agribun. Namun, nilai ekspor cengkih Indonesia terus menurun. Oleh karena itu, pemerintah merencanakan program BUN 500 guna mendorong petani membudidayakan cengkih unggul.

Budidaya cengkih Indonesia dilakukan untuk menghasilkan cengkih unggul dan berkualitas. Sayangnya, jenis cengkih yang dibudidayakan petani saat ini masih terbatas. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, pemerintah mulai melepas beberapa varietas cengkih unggul seperti Zanzibar Karo, Zanzibar Gorontalo, AFO, dan Tuni Burse.
Keempat varietas cengkih unggulan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Budidaya pun dilakukan pada lahan dengan keadaan tanam yang beragam. Cengkih sendiri lebih banyak dibudiyakan di daerah Indonesia timur.
Di wilayah Indonesia bagian barat, cengkih juga dibudidayakan. Salah satu daerah pembudidayaan cengkih adalah Riau, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Anambas. Di sini, jenis cengkih unggulan yang digunakan berbeda dengan cengkih-cengkih lainnya karena kondisi geografis yang berbeda.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) melepas varietas cengkih unggul yakni cengkih Siantan Agribun.
Keunggulan cengkih varietas Siantan Agribun adalah keseragamannya secara penampilan morfologi yang cukup tinggi. Cengkih ini mampu menghasilkan produksi bunga segar sebanyak kurang lebih 111,42 kilogram per pohon per tahun panen. Jumlah ini setara dengan kurang lebih 44,57 kilogram bunga kering per pohon per tahun panen.
Ukuran bunga cengkih Siantan Agribun juga lebih besar daripada jenis cengkeh varietas lain yakni cengkih Zanzibar. Sebagai pembanding, produksi bunga segar varietas cengkih lainnya adalah varietas Zanzibar Karo mencapai 47 kilogram, Zanzibar Gorontalo mencapai 133, 46 kilogram, AFO sebanyak 103 kilogram, dan Tuni Bursel mencapai 143,80 kilogram.
Begitu pula dengan kandungan dalam cengkih Siantan Agribun ini cukup tinggi. Kadar minyak atsirinya mencapai 17,05 persen, total eugenol 77,45 persen, kadar true eugenol 74,66 persen, dan kadar beta caryophyllen 20,26 persen.