Pertanianku — Jenis-jenis pare yang umum dikenal di Indonesia ada tiga jenis, yaitu pare putih, pare hijau, dan pare ular. Buah ini dikenal dengan banyak nama.

Di Sumatera, pare dikenal dengan nama prieu, fori, dan kambeh. Di Jawa, buah ini disebut juga dengan pepareh. Nusa Tenggara mengenal pare sebagai pania dan pepule. Sementara di Sulawesi, pare kerap disebut sebagai poya.
Tumbuhan dengan nama ilmiah Momordica charantia ini merupakan tumbuhan merambat. Buah pare berbentuk memanjang dan runcing di bagian ujungnya. Buah pare memiliki permukaan yang menonjol dan tidak rata.
Pare dapat tumbuh di dataran rendah, dan mampu tumbuh dengan baik jika dibudidayakan. Pare juga mudah tumbuh liar. Ciri khas tanaman pare selain merambat, juga punya sulur yang berbentuk spiral, berbau kurang harum, dan batangnya berusuk isma.
Pare sendiri dikenal memiliki beberapa jenis. Indonesia sebagai negara yang ditumbuhi tanaman ini dengan subur mengenal tiga jenis pare.
Pare putih
Tanaman labu-labuan ini memiliki varian berwarna putih. Pare putih dikenal juga dengan nama pare gajih atau pare bodas. Bodas dalam bahasa Sunda berarti putih.
Pare putih dapat dikenali karena memiliki ciri-ciri bentuk buah bulat memanjang, berukuran besar, dan pastinya berwarna putih. Bintil-bintil pada permukaan buah berukuran besar dan arahnya terdapat pada sepanjang buah.
Pare ini disukai karena rasanya yang tidak begitu pahit.
Pare hijau
Pare hijau adalah jenis pare yang paling umum ditemui di pasaran. Buah tanaman ini berwarna hijau. Namun, bila sudah masak akan berubah warna menjadi oranye yang pecah dengan tiga daun buah.
Ciri pare hijau adalah buah berbentuk lonjong kecil dan berwarna hijau. Ukurannya cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan pare putih. Permukaan buah pare hijau memiliki bintil-bintil dengan ukuran kecil dan lebih halus.
Pare hijau cenderung memiliki rasa yang lebih pahit. Rasa pahit ini menjadi ciri khas sayuran dan justru disukai oleh konsumen. Meskipun demikian, pengolahan dapat mengurangi rasa panen tersebut.
Pare belut
Pare belut dikenal juga sebagai pare ular atau pare alas leweung. Di Jawa, tanaman ini kerap disebut sebagai krai atau timun krai. Hal ini karena sebenarnya pare belut bukan merupakan spesies yang sama dari pare-pare lainnya.
Pare belut punya nama ilmiah Trichosanthes cucumerina L. berbeda dengan pare yang merupakan genus Momordica. Pare belut memiliki ciri-ciri berbentuk buah bulat panjang, agak melengkung.
Pare belut mampu mencapai panjang hingga 60 cm. Permukaan kulit buah ini tidak seperti pare-pare lain yang dipenuhi benjolan. Benjolan berwarna putih hanya terdapat sedikit dan tersebar pada bagian kulit yang berwarna hijau sampai hijau gelap.
Karena mirip kulit ular, pare belut juga kerap disebut pare ular. Rasa buah ini tidak begitu pahit, bahkan cenderung manis, segar, renyah dan berair.