Pertanianku – Satu lagi strain baru ikan lele super dihasilkan, yakni lele sangkuriang 2. Sangkuriang 2 merupakan jenis lele hasil rekayasa teknologi Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Jawa Barat. Sangkuriang 2 lahir dari persilangan antara lele sangkuriang betina dan lele jantan afrika strain Thailand.
Kepala BBPBAT Sukabumi, H. Sarifin mengungkapkan, lele sangkuriang 2 merupakan benih sebar hibrida, bukan indukan. Jadi, peternak yang ingin mendapatkan sangkuriang 2 mesti mengawinkan kedua indukan tersebut.
Jika dilihat dari segi keunggulannya, Food Convertion Ratio alias FCR sangkuriang 2 diklaim sangat rendah, yakni berkisar 0,53—1,17. Pertumbuhannya pun 10% lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya dan keseragaman ukuran mencapai 90%.
Peternak di Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Irfan Muhammad Nur, S.Pi adalah salah satu yang membudidayakan lele sangkuriang 2 ini. Pria yang biasa disapa Irfan ini memiliki 10 kolam yang terdiri atas kolam besar seluas 50 m² (8 kolam) dan 25 m² (2 kolam) sebagai sarana pembesaran.
Di kolamnya tersebut, ia menebar lebih dari 400 ekor benih berukuran7—8 cm per m³ atau 20 ribu benih lele per kolam. Ia tidak hanya memelihara sangkuriang 2, ia pun memelihara lele jenis lain. Hal ini karena Irfan membeli benih dari beberapa peternak lele lainnya. “Tidak semua peternak memelihara sangkuriang 2,” tambahnya.
Sepengamatan Irfan, sangkuriang 2 memiliki beberapa keunggulan dari ikan lele sejenis yang ia pelihara. Menurutnya, masa panen lele sangkuriang 2 lebih cepat, yakni bisa dipanen mulai hari ke-28 hingga ke-29 setelah ditebar, berbeda dengan lele lainnya yang biasa ia panen di hari ke-30. Selain itu, bobot sangkuriang 2 pun diklaimnya lebih berat dibandingkan dengan strain lain.
“Satu kg sangkuriang berisi 10 ekor, sedangkan lele lain berisi 11 ekor. Tak hanya itu, mortalitas (tingkat kematian ikan) lele jenis lain bisa mencapai 5—10%, sementara sangkuriang 2 lebih baik,” ungkapnya.