Pertanianku — Komoditas perkebunan memiliki kontribusi besar dalam peningkatan ekspor pertanian, yakni sebesar 97,4 persen dari sisi volume terhadap total volume ekspor komoditas pertanian pada 2018. Di tahun yang sama, data dari Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan bahwa perkebunan juga berkontribusi sebesar 96,9 persen dari sisi nilai terhadap total nilai ekspor komoditas pertanian.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengatakan, sebagai upaya akselerasi peningkatan daya saing komoditas perkebunan di pasar internasional, Kementan telah menerapkan lima strategi jitu untuk mendorong komoditas perkebunan yang berorientasi ekspor.
“Kontribusi komoditas perkebunan sebagai penyumbang penerimaan negara dari sektor nonmigas dan pembentukan neraca perdagangan komoditas pertanian sangat besar, perlu ada strategi yang tepat agar komoditas perkebunan tetap menjadi primadona di pasar internasional,” ujar Kasdi melalui siaran pers, Kamis (15/8/2019).
Ia mengungkapkan, strategi pertama yang dilakukan adalah peningkatan produksi pada sentra-sentra pengembangan kawasan perkebunan berbasis korporasi melalui perluasan areal baru dan intensifikasi dengan penerapan good agriculture practice (GAP).
“Hal ini senada dengan kebijakan Program BUN500, yang telah kita luncurkan di Palangkaraya beberapa waktu lalu, BUN500 akan sangat berperan dalam penyediaan benih perkebunan yang berkualitas,” papar Kasdi.
Strategi kedua peningkatan mutu pascapanen melalui penerapan GHP, GMP dan GDP, tentunya dengan dukungan sarana prasarana pascapanen yang sesuai dengan karakteristik komoditas ekspor. Ketiga, lanjut Kasdi, yakni peningkatan kegiatan partisipasi pada sidang-sidang internasional dan promosi komoditas perkebunan di acara internasional.