Ini Dia Talas Banten yang Tembus Pasar Global

Pertanianku — Budidaya talas di daerah Banten kini mulai dilirik konsumen internasional. Ekspor talas ini memiliki peluang yang masih terbuka lebar. Tidak heran bila pemerintah sedang menggembleng ‘si beneng’ yang digadang-gadang menjadi komoditas menjanjikan di masa yang akan datang ini.

Ekspor talas
Foto: pixabay

Salah satu negara tujuan ekspor adalah Jepang. Negeri Matahari Terbit ini melakukan ekspor seiring dengan menyempitnya lahan pertanian di sana. Oleh karena itu, peluang melakukan ekspor ini masih terbuka lebar.

Talas sendiri digunakan sebagai bahan pangan alternatif yang mulai banyak dipopulerkan di berbagai negara, termasuk Jepang. Kebutuhan talas di Jepang hanya terpenuhi 65,7 persen.

Jika ditilik dari kebutuhannya, Jepang membutuhkan hingga 380 ribu ton talas. Sementara ini, Jepang hanya mampu memproduksi hingga 250 ribu ton saja per tahunnya. Selisih yang sangat timpang ini membuat negara ini mau tidak mau membeli talas dari luar negaranya untuk menutupi kebutuhan.

Tidak hanya Jepang, Belanda juga menjadi tujuan ekspor talas beneng ini. Volume ekspor talas ke Belanda dapat menyentuh angka 16—20 ton tiap bulannya.

Talas sendiri merupakan tanaman umbi yang banyak dibudidayakan di berbagai daerah. Di Indonesia, sebutan bagi umbi ini sangat beragam. Di Aceh, talas disebut sebagai empeu. Berbeda dengan di Manado dan Ternate yang menyebutnya bete. Paco adalah nama sebutan bagi talas di daerah Makassar, sedangkan di Ambon, talas dikenal dengan nama kaladi.

Talas yang berhasil menembus pasar internasional ini adalah jenis talas beneng. Talas beneng berasal dari daerah Pandeglang, Banten. Berbeda dari talas lainnya, talas beneng memiliki ukuran yang jauh lebih besar.

Talas beneng memiliki ketinggian tanaman hingga 2 meter. Umbi yang dikonsumsi dari talas beneng terletak di permukaan tanah. Perbedaan ini sangat mencolok jika dibandingkan dengan talas biasa yang umbinya terpendam dalam tanah.

Dengan keunggulan itu, tentu Anda tidak akan mengira jika perawatan talas ini hampir tidak ada bedanya dengan talas kebanyakan. Hal ini karena talas beneng tidak mudah terpengaruh oleh curah hujan. Apalagi, dengan minimnya curah hujan sejak beberapa waktu terakhir, talas beneng tetap dapat tumbuh dengan optimal.

Budidaya talas beneng sejauh ini masih meliputi beberapa kecamatan di Kabupaten Banten. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Karang Tanjung, Pandeglang, Majasari, Kadu Hejo, Mandalawangi, Saketi, Menes, Pulosari, Jiput, Carita, Cisata, dan Cadasari.