Pertanianku – Guna mengantisipasi kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia, menjelang musim kemarau sepanjang periode Juli hingga September 2017, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan program jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk program jangka pendek, Kementan menyiapkan sumur pantek, sistem pompanisasi air sungai di wilayah potensial, penyediaan benih unggul tahan kekeringan, pengaturan pola tanam, penyediaan asuransi usaha tani, dan menggenjot pertanaman di lahan rawa, lebak, pasang surut.
Program jangka panjang akan dilakukan dengan perbaikan irigasi, bantuan alsintan, pembangunan embung, pengembangan tata air mikro di lahan rawa, dan bantuan benih tahan kekeringan untuk mengantisipasi potensi kekeringan dan menghindari penurunan hasil produksi petani.
Kementan akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk menjamin ketersedian air irigasi dan Perumahan Rakyat terkait pembangunan bendungan, DAM, jaringan irigasi primer dan sekunder, melakukan normalisasi sungai, serta pembangunan irigasi tersier 3,0 juta hektare (ha).
Kementan juga turut bekerja sama dengan Kementerian Desa untuk mendukung penyediaan air irigasi secara berkelanjutan dan PDT dalam pembangunan embung di seluruh Indonesia. Pemerintah sendiri menargetkan akan membangun minimal 11.000 embung dari total 30.000 embung dengan jangkauan 1,5 juta—2 juta ha pada 2017.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman telah menyiapkan puluhan ribu pompa air untuk pengairan sawah seluruh Indonesia untuk mendukung ketersediaan air.
“Sumber air ini nantinya dapat meningkatkan jumlah produksi lahan 2 kali lipat, artinya nanti pada bulan November, Desember, Januari tidak ada paceklik, jelas Mentan beberapa waktu lalu, dalam keterangan pers, seperti dikutip dari Antara (4/9).
Secara terpisah Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, Yanuardi, mengatakan, Kementan telah mengantisipasi musim kemarau melalui beberapa upaya di antaranya menyebarluaskan informasi Prakiraan Iklim Musim Kemarau Tahun 2017 dan peningkatan kewaspadaan terhadap kekeringan kepada seluruh gubernur dan dinas provinsi terkait, melakukan budidaya pertanaman sesuai iklim dan kondisi setempat melakukan penanaman menggunakan varietas padi tahan/toleran kekeringan dan berumur, melakukan budidaya tanaman hemat air/SRI serta melakukan pemantauan langsung secara intensif.
Menurut data Kementan, tercatat luas kekeringan pada pertanaman padi musim kemarau 2017 periode April – Agustus adalah 5.379 ha.
“Jumlah ini hanya 0,11% dari total keseluruhan areal tanam pada periode yang sama 4.869.051 ha,” tutup Yanuardi.