Ini Rahasianya Tingkatkan Produksi Ikan Nila dengan Cepat

Pertaniaku – Ikan nila merupakan salah satu komoditas perikanan unggul di Indonesia. Saat ini telah banyak metode budidaya yang dapat diaplikasikan seperti akuakultur. Seiring perkembangan teknologi budidaya ikan, salah satu cara untuk mendukung efisiensi dalam usaha budidaya ikan nila adalah menggunakan enzim papain.

Papain adalah enzim jenis protease yang terdapat pada getah pepaya. Cairan putih kental layaknya susu ini banyak dijumpai pada bagian batang, buah, ataupun daunnya. Volume getah pepaya ini jauh lebih banyak pada bagian yang muda ketimbang yang tua. Sebagai enzim, papain sangat ampuh memecah molekul protein. Dalam budidaya ikan nila, menurut perekayasa di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, DJPB-KKP, Akhmad Rivai, enzim papain mampu berperan dalam membantu meningkatkan daya cerna nutrisi yang terdapat dalam pakan.

“Enzim papain bisa juga berfungsi sebagai anti-oksidan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan. Dengan enzim papain diharapkan nutrisi pada pakan yang tercerna nila bisa mencapai 50% sehingga pertumbuhannya optimal, lebih cepat, dan rasio konversi pakan atau FCR-nya rendah,” kata Akhmad.

Akhmad mengaplikasikan hipotesisnya pada 3 ribu ekor benih ikan nila ukuran 6—8 cm dan berat awal 4,46 gram per ekor di jala apung yang berukuran 4 × 4 meter. Terdapat 2 perlakuan yang dilakukan Akhmad, yaitu nila diberi pelet saja sebagai kontrol, dan nila yang diberi pelet dan enzim papain (pelet+enzim). Adapun pakan yang diberikan mengandung protein di kisaran 25—28%. Sementara itu, suhu lingkungan budidaya antara 27,3—32,1°C, DO 4,19, dan pH 6,7.

Berdasarkan hasil uji multi lokasi, penggunaan enzim papain dengan total 124 gram mampu mempercepat masa budidaya nila dari 5 bulan menjadi 4 bulan dengan hasil panen sama. Dari uji coba yang dilakukan pada perlakuan pelet+enzim dengan total benih yang ditebar 3 ribu ekor diperoleh nila saat panen sebanyak 2.356 ekor dengan total berat panen 333,609 kg. Sementara itu, nila yang mendapatkan perlakuan pelet saja, jumlah panennya sebanyak 1.983 ekor dengan total berat panen 201,671 kg.

Untuk pertumbuhan mutlak nila dengan perlakuan pelet+enzim memiliki berat panen 137,14 gram per ekor dan panjang 11,23 cm per ekor. Sementara itu, untuk perlakuan pelet saja, berat panennya 97,24 gram per ekor dan panjang 9,96 cm per ekor.

FCR untuk nila dengan perlakuan pelet+enzim adalah 1,34, sedangkan untuk perlakuan nila kontrol sebesar 1,71. Padahal, total pakan yang dipakai untuk masing-masing perlakuan adalah sama, yaitu 488,412 kg. Adapun persentase pertumbuhan nila dengan perlakuan pelet+enzim adalah 39,90% dan SR sebesar 78,53%. Sementara itu, SR nila kontrol hanya 66,10%.