Pertanianku – Adanya lahan hijau di rumah tentu membuat rumah menjadi lebih sejuk dan tenteram. Penghuni akan merasakan kenyamanan yang lebih ketika berada di rumah. Menjadikan rumah lebih asri dan hijau bisa dilakukan dengan kegiatan bercocok tanam atau berkebun di rumah. Dengan begitu, banyak keuntungan yang didapat oleh penghuni rumah. Selain kesejukan, juga kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dari hasil tanaman yang ditanam. Sayur dan buah-buahan sehat bisa langsung dipanen dari pekarangan. Kegiatan bercocok tanam pun dapat membantu penghuninya untuk melepas kepenatan dan rasa stres. Namun terkadang, keterbatasan ruang dan lahan sering menjadi penghalang bagi penduduk di perkotaan untuk bercocok tanam. Tidak perlu khawatir karena sekarang sudah banyak metode bercocok tanam yang media tanamnya tidak perlu memakan lahan yang sangat luas. Untuk alat dan bahannya pun bisa menggunakan barang bekas. Beberapa metode itu sebagai berikut.
1. Hidroponik
Metode hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Media tanamnya adalah air. Untuk mengganti nutrisi dari tanah maka air yang digunakan dalam budidaya tanaman diberi unsure hara yang berisi unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman. Metode ini memiliki banyak teknik. Ada teknik yang paling sederhana dan mudah diterapkan. Menerapkan metode ini cukup mudah, yaitu menggunakan botol bekas. Pertama-tama potong botol bekas menjadi 2 bagian dan beri lubang di bagian atas leher botol untuk pemasangan sumbu dan aliran udara. Kemudian pasang sumbu pada bagian atas botol dan masukkan bagian tersebut ke bagian bawah botol dengan cara dibalik. Setelah itu isi bagian atas botol dengan media tanam seperti sekam atau pecahan bata agar akar dan batang tanaman tidak mudah tumbang. Terakhir, masukkan bibit tanaman yang sudah disemai ke dalam media tanam dan siram dengan larutan nutrisi yang berasal dari campuran air dan unsur hara. Tanaman yang bisa dibudidayakan dengan metode hidropnik adalah jenis tanaman holtikultura, seperti tanaman sayur, buah, obat-obatan hingga tanaman hias. Biasanya tanaman yang ditanam menggunakan metode ini memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan tanaman yang dikembangkan menggunakan tanah.
2. Aeroponik
Metode ini merupakan cara bercocok tanam dengan memanfaatkan udara sebagai media tanam utama dengan akar yang menggantung di udara. Metode ini tidak menggunakan tanah. Nutrisi air yang mengandung unsur hara untuk perkembangan tanaman disemprotkan langsung pada akar tanaman. Nutrisi yang diserap oleh akar kemudian akan dialirkan ke bagian batang dan daun. Metode ini menghasilkan tanaman yang tumbuh lebih cepat dan tinggi produksinya.
Sama dengan beberapa teknik sebelumnya, aeroponik tidak memerlukan tenaga dan biaya yang tinggi. Cukup dengan menggunakan styrofoam atau gabus yang sudah banyak dilubangi.
3. Akuaponik
Metode bercocok tanam dengan system akuaponik merupakan system kombinasi antara akuakultur dan hidroponik. Metode ini memanfaatkan aliran air yang mengandung kotoran ikan sebagai nutrisi tanaman yang dikembangkan. Akuaponik merupakan system saling menguntungkan antara ikan dan tanaman. Metode ini tidak menggunakan media tanam seperti tanah, tetapi menggunakan media air yang di dalamnya terdapat ikan. Wadah yang digunakan untuk ikan yang dimanfaatkan tersebut menggunakan akuarium. Untuk membuat system tanam akuaponik yang dibutuhkan adalah tempat tumbuh ikan, tempat tumbuh tanaman, dan struktur penopangnya. Selain itu juga membutuhkan pompa untuk mengalirkan air dari akuarium ke tempat tanaman. Apabila menggunakan batu sebagai media tanam tanaman, Anda bisa mengatur pipanya, tetapi harus melubanginya terlebih dahulu dengan menggunakan bor dan gergaji. Kemudian rangkai struktur penopangnya dan pasang pompa untuk mengambil air dari akuarium. Air kemudian terpompa dan naik ke atas menuju tanaman dan air kembali lagi ke akuarium. Metode ini juga bisa menggunakan grow bed ember, dengan menyiapkan ember yang dibuatkan alat untuk pasang surut airnya. Gunakan pecahan batu atau kerikil dan masukkan ke media tanam, siapkan bibit atau benih yang akan ditanam di grow bed. Peletakkannya harus dekat dengan aliran air dari akuarium. Tanaman yang dibudidayakan dengan metode ini adalah semua jenis tanaman sayuran atau sayuran buah. Hasil yang diproduksi pun adalah hasil yang sangat baik.
4. Vertikultur
Metode vertikultur adalah metode bercocok tanam yang paling pas untuk Anda yang memiliki pekarangan yang sangat sempit dan terbatas. Budidaya dengan metode ini yaitu memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dibentuk secara bertingkat. Metode ini cocok diterapkan untuk membudidayakan tanaman yang tidak bertahan lama, seperti sayuran. Jenis sayuran yang bisa dibudidayakan dengan teknik vertikultur ini di antaranya sawi, kangkung, seledri, pakcoi, hingga tomat. Dengan membudidayakan secara mandiri dengan metode vertikultur ini, Anda sudah melakukan penghematan dan penghijauan pada pekarangan Anda yang sempit. Ada banyak model teknik vertikultur, bisa digantung, tegak, rak, dan tempel. Untuk memperoleh bahan yang dibutuhkan dalam menerapkan metode vertikultur, tidak membuat Anda mengeluarkan banyak biaya karena dapat memanfaatkan barang bekas seperti pipa pralon yang sudah tidak terpakai. Langkah yang dilakukan pertama kali adalah menyiapkan pralon yang sudah diberi beberapa lubang untuk tempat meletakkan tanaman yang sudah disemai. Agar dapat berdiri tegak, bagian bawah pipa pralon dapat diberi semen dengan wadah kaleng atau pot. Kemudian masukkan media tanam seperti kompos dan sekam hingga memenuhi pralon dan letakkan bibit tanaman di setiap lubang pipa pralon. Setelah itu, rawat tanaman tersebut dengan baik, rutin menyiramnya dengan cara mengalirkan air dari bagian atas pipa pralon.
5. Tabulampot
Metode tabulampot sudah sering digunakan dalam kegiatan berkebun di rumah. Media tanam tabulampot harus bisa menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan. Media tanam yang paling cocok digunakan untuk metode tabulampot ini adalah campuran tanah, kompos, dan sekam dengan komposisi 1:1:1. Untuk wadah yang digunakan di antaranya tanah liat, drum, plastik, semen, atau pun kayu. Namun wadah yang paling baik untuk tabulampot adalah yang berbahan tanah liat dan kayu karena memiliki pori-pori, sehingga kelembapan dan temperatur media tanam stabil. Agar sirkulasi air dan udara berjalan lancar maka wadah tanam harus memiliki kaki atau alas yang memisahkan antara pot dengan tanah. Tanaman yang dibudidayakan dengan teknik tabulampot ini harusd iletakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari. Pada musim kemarau, tanaman harus disiram setiap hari, di waktu pagi atau sore. Sementara saat musim hujan, tanaman disiram jika terlihat kering. Proses perawatan tabulampot juga memerlukan pemupukan karena memiliki cadangan nutrisi yang terbatas. Anda bisa mulai pemupukan pertama kali satu bulan setelah menanam dan dilanjutkan setiap 3 – 4 bulan sekali.
Dari kelima metode bercocok tanam di rumah, metode mana yang paling menarik hati Anda untuk segera menerapkannya di rumah? Jika semuanya sangat menarik bagi Anda, segera terapkan di rumah. Bercocok tanam di pekarangan rumah tidak sulit kan? Untuk lahan luas ataupun sempit, metode tersebut dapat diterapkan. Hanya perlu niat dan kekreatifan Anda untuk memulainya. Dengan begitu keterbatasan lahan tidak menghalangi Anda untuk mendapatkan pekarangan yang hijau dan asri serta hasil produksi tanaman organik yang sehat. Selamat bercocok tanam dan memanen!