Inilah Empat Aspek Yang Harus Dikuasai Dalam Bisnis Lele

Pertanianku – Setidaknya ada empat aspek yang perlu diperhatikan dalam menjalani suatu bisnis. Aspek pertama adalah pasar. Peternak harus mengetahui informasi pasar, termasuk periode naik-turunnya harga. Akibat dari pasar adalah harga yang harus dipahami oleh peternak. Harga terjadi akibat supply dan demand, ‘permainan’ tengkulak, penyakit, serta kebijakan pemerintah.

Panen Benih Lele

Aspek kedua adalah produksi. Setelah mengetahui pasar, peternak akan tahu jadwal produksi yang benar. Kapan harus tebar benih, kapan harus panen, bagaimana permintaannya saat lebaran dan sesudah lebaran. Dengan adanya jadwal produksi, peternak bisa mengatur jumlah produksi yang diinginkan dan disesuaikan dengan kemampuan yang bisa diserap pasar. Jika pasar meminta lebih, seharusnya peternak juga bisa memproduksi lebih banyak.

Cara mengelola keuangan merupakan aspek ketiga yang perlu diperhatikan. Banyak pebisnis yang pola hidupnya menjadi konsumtif saat harga bagus. Mereka membeli mobil, motor, atau bahkan rumah sehingga uangnya habis dan tidak ada cadangan untuk produksi selanjutnya. Orang yang berbisnis seharusnya sudah mengetahui adanya pasang-surut.

Suatu waktu, pebisnis yang sukses sekalipun juga akan mengalami kerugian. “Namanya juga barang hidup, jadi tidak tentu apa maunya si lele. Bisnis juga pasti ada ruginya, tidak melulu untung. Tinggal strategi kita ke depannya untuk meminimalisir kerugian”, ujar Endang Saputro, seorang pelaku pembesaran lele yang sukses di Wates, Yogyakarta. Selain itu, menyisihkan keuntungan untuk investasi di masa depan sangat penting. Jadi, saat harga lele tinggi, sebaiknya peternak tidak langsung menghabiskan uangnya. Sikap peternak yang mampu mengelola keuangannya dengan baik akan berpengaruh terhadap kemajuan usahanya.

Aspek terakhir adalah pengelolaan SDM. “Kemajuan usaha tergantung kemampuan kita mengelola karyawan”, ucap Bambang Suharno. Lele merupakan salah satu usaha “merakyat” yang masih bisa dilakukan dalam skala kecil. Namun, justru pengelolaan SDM skala usaha kecil lebih sulit karena SDM mudah keluar. Umumnya, skala usaha kecil membutuhkan SDM yang mampu mengelola banyak tugas. Oleh karena itu, harus dipikirkan karirnya, bonusnya, serta insentifnya sehingga membuat mereka senang. “Kalau saya mah awalnya nurutin apa kemauan pegawai, yang penting kerjaan lancar. Mereka minta motor, ya saya belikan kalau memang untuk menunjang produksi”, ujar Pras, pembenih lele di Cibinong. Selain itu, ada contoh lain, misalnya pemberian insentif sebesar 5% untuk karyawan yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan benar. Sistem insentif ini akan memotivasi karyawan sehingga bisa lebih giat lagi bekerja.

Jika keempat aspek tersebut bisa dikelola secara seimbang oleh para peternak, tentu usahanya akan lancar. “Usaha yang hanya berpikiran asal laku, tetapi pengelolaan uang salah, akhirnya akan bangkrut juga. Tidak sedikit pengusaha bangkrut bukan karena tidak laku, barangnya laku tapi pengelolaan salah maka akan bangkrut juga”, lanjut Bambang Suharno yang juga pernah menjadi seorang wartawan ini.

 

Sumber: Buku Belajar Dari Kegagalan Bisnis Lele