Pertanianku – Hari Kemerdekaan Indonesia diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Untuk mendapatkan Kemerdekaan, Bangsa Indonesia harus melawan penjajah dengan berbagai macam ujian dan peristiwa besar yang mencekam kala itu. Hal ini membuat peristiwa bersejarah akan dikenang sepanjang masa oleh seluruh bangsa Indonesia.
Sang Proklamator berperan penting terhadap Kemerdekaan Bangsa Indonesia dialah Soekarno dan Hatta. Hingga kini seluruh masyarakat Indonesia akan menjunjung tinggi dan menghormati jasa para pahlawan yang telah membela tanah air tercinta.
Soekarno dan Hatta dikenal sebagai sang proklamator Kemerdekaan Indonesia. Keduanya selain mengabdikan diri untuk bangsa dan tanah air, ternyata mereka juga menyayangi hewan dan memeliharanya di kediaman masing-masing.
Kira-kira hewan yang dipelihara oleh sang proklamator?
Menurut Jae Bara, pengawal Soekarno selama di Ende (Buku: Bung Karno: Ilham dari Flores untuk Nusantara), Soekarno memiliki sekelompok ‘sahabat khusus’, yakni kera dan kucing. Berapa jumlah kucingnya? “jumlahnya 35 ekor kucing.”
Bahkan ketika pengasingannya dipindahkan ke Bengkulu. Menurut AM Hanafi, duta besar Indonesia untuk Kuba 1965 (Buku: AM Hanafi Menggugat), Ibu Inggit (istri Bung Karno) memelihara seekor kucing, bukan kucing anggora yang bulunya panjang dan halus, melainkan kucing kampung yang lepas tak bertuan.
“Kucing itu dipungut dan dipelihara, saya mengetahui hal itu ketika sama-sama di Bengkulu.”
“ Nah, Bung Karno suka juga mengelus-ngelusnya, karena kucing itu suka menunggu di dekat Bung Karno kalau Bung Karno habis sembahyang.”
Bagaimana dengan Bung Hatta? Apakah beliau juga suka kucing? Menurut Des Alwi saat diasingkan ke Banda Naira, Bung Hatta memelihara banyak kucing.
“Om Kaca Mata (maksudnya Bung Hatta), memelihara beberapa ekor kucing berwarna harimau di rumah barunya. Beliau memang seorang penyayang kucing. Semua kucing peliharaannya adalah kucing jantan.” (Buku: Bersama Hatta, Sjahrir, dr.Tjipto, & Iwa R. Sumantri di Banda Naira).
Menakjubkannya lagi, Bung Hatta menamai kucing-kucingnya dengan nama diktator yang dibencinya, seperti, Hitler, Mussolini, Franco, dan Turky. Seekor kucing yang motif bulunya mirip macan diberi nama Hitler.
Dikediamannya di Jakarta, Bung Hatta pun memiliki banyak kucing. Bahkan salah satu kucing kesayangannya diberi nama Jonkheer (gelar bangsawan pada masyarakat Belanda). Demikian menurut Gemala Rabi’ah Hatta, putri kedua Hatta. (Buku: Pribadi Manusia Hatta).
Jonkheer menunggu pada saat kira-kira Bung Hatta akan kembali ke rumah. Ia juga tahu jadwal kegiatan tuannya, kapan mandi atau ke ruang perpustakaan. Waktu Bung Hatta sakit, ia tidak suka makan dan mengeong-ngeong di kamar sang proklamator seakan ikut merasakan sakit tuannya.
Dalam kesehariannya Bung Hatta selalu memperhatikan hewan peliharaannya tersebut. Bung Hatta memberi makan kucing-kucingnya dengan daging yang dipotong kecil-kecil, kemudian membagi porsi makanannya dengan adil.
Itulah sepenggal kisah sang proklamator, Soekarno dan Hatta dengan kucing peliharaannya. Mengabdi pada tanah air, bangsa dan negara ditambah penyayang binatang membuat keduanya akan selalu diagung-agungkan. Dirgahayu RI yang ke-72. Merdeka!