Pertanianku – Feed Convertion Rate (FCR) adalah angka yang menunjukkan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg telur. Jadi, perbandingan antara jumlah total pakan yang diberikan pada itik dengan total produksi telur dalam waktu tertentu akan diperoleh FCR. FCR merupakan indikator awal pertimbangan untuk melakukan usaha produksi telur itik. Dengan mengetahui harga pakan dan harga telur itik, sepintas dapat diketahui tingkat keuntungan usaha itik petelur.
Mengingat saat ini harga jual telur itik dengan satuan butir dan tingkat harga berdasarkan ukuran besar-kecilnya telur. Telur yang berukuran besar mempunyai harga yang lebih tinggi. Rata-rata dalam 1 kg berisi 14 butir. Dengan kondisi tersebut, telur itik ratu harganya lebih mahal.
Dengan mengetahui FCR, harga pakan dan harga jual telur, dapat diambil keputusan untuk melakukan usaha itik petelur. Dari pengamatan penulis di beberapa tempat dan bermacam ransum pakan yang diberikan pada itik ratu, diperoleh FCR berkisar 2,9—3,2. Ini berarti bahwa untuk menghasilkan 1 kg telur, diperlukan pakan sebanyak 2,9—3,2 kg. Sementara perkiraan biaya operasional produksi sekitar 30%. FCR dapat digunakan sebagai dasar pengafkiran itik dengan menghitung biaya pakan dan operasional melalui hasil penjualan telur. Sebagai contoh, FCR sebesar 3, harga pakan Rp 2.600/ kg, harga telur Rp 15.400/kg, biaya operasional produksi 30% maka untuk mendapatkan hasil tersebut (Rp 15.400) diperlukan biaya pakansenilai 3 x Rp 2.600 = Rp 7.800 ditambah biaya operasional 30%. Dengan demikian biaya produksi menjadi 100% : 70% x Rp 7.800 = Rp 11.143. Keuntungan yang akan diperoleh sebesar Rp 15.400 – Rp 11.143 = Rp4.257.
Perlu diingat bahwa banyak faktor yang mempengaruhi FCR. Selain kondisi itik dan jenis ransum, juga tergantung pada kondisi lingkungan dan cara pemeliharaan. Dengan pengelolaan faktor-faktor tersebut secara baik, diharapkan angka FCR dapat diturunkan.
Sumber: Buku Berternak Itik Hibrida Unggul