Pertanianku — Bidang pertanian Israel maju pesat dan menguasai hampir seluruh pangsa pasar di dunia tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Para imigran Yahudi dihadapkan pada kenyataan tanah yang mereka pijaki sangat tandus. Alhasil, mereka harus putar otak guna mencari cara bertahan hidup. Mereka lalu menggarap wilayah itu sekuat tenaga.
Dahulu, mereka hidup berdampingan dengan warga Arab-Palestina. Namun, lantaran ladang mereka sering diserang oleh Suku Baduin, para petani itu pun membentuk komunitas Kibbutz dan Moshav.
Setelah Negara Israel berdiri, keadaan berubah. Mereka meneror dan merampas ladang serta perkebunan warga Palestina.
Kibbutz adalah sebuah komunitas pertanian milik Israel. Semua anggota Kibbutz tinggal bersama dalam satu tempat mirip barak tentara. Mereka menggarap ladang bersama-sama dan hidup kolektif. Sementara, Moshav adalah wilayah perkebunan milik pribadi, tetapi tetap dalam satu wilayah perkampungan.
Setiap hari mereka mencangkul, membajak, serta menanami tanah mereka yang tandus dengan harapan akan membawa berkah untuk mereka di kemudian hari. Namun, jangan bayangkan hal itu dilakukan dengan peralatan modern. Setiap kali dicangkul yang ditemui hanyalah pasir dan batu.
Mengatasi hal itu, mereka lalu membuat sistem irigasi terpadu untuk pengairan perkebunan dan ladang yang terbentang dari wilayah utara sampai selatan. Maklum saja, iklim di Timur Tengah sangat panas. Musim hujan pun hanya terjadi pada September hingga April.
Hasil unggul pertanian Israel meliputi 40 jenis buah, di antaranya jeruk, anggur, lemon, alpukat, pisang, apel, ceri, plum, strawberi, pir, dan buah pome. Berkat penelitian dan teknologi, mereka mampu menghasilkan buah dengan kualitas nomor satu dan tampak menarik jika dilihat. Bahkan, kini mereka sedang mengembangkan tanaman ganja yang tidak memabukkan untuk kepentingan medis.