Inilah Permasalahan Nonteknis dalam Beternak Ayam Kampung

Pertanianku – Apabila terjadi masalah dan yang mengalami hanya peternakan Anda saja maka dapat dipastikan itu adalah masalah internal. Bila masalah itu terjadi berulang-ulang atau lebih dari satu kali maka letak persoalannya pada masalah bukan teknis, yaitu pada segi manajemen yang buruk dan administrasi peternakan yang kacau.

Permasalahan Bukan Teknis Beternak Ayam Kampung

  1. Manajemen

Sebagai pemilik peternakan, kita harus dapat mengelola peternakan tersebut. Beberapa faktor atau tindakan yang diperlukan sebagai pemilik peternakan yaitu sebagai berikut.

  • Merencanakan usaha

Menentukan usaha peternakan berkaitan dengan tujuan dari usaha tersebut. Berapa produksi yang akan dihasilkan? Berapa biaya yang diperlukan? Berapa tenaga yang diperlukan? Masih banyak hal lain yang perlu direncanakan dulu (lihat Kunci 4).

  • Mengoordinasikan pekerja (kegiatan)

Hal ini diperlukan agar segala kegiatan dilakukan dengan efektif. Koordinasi akan berhasil bila didukung dengan perencanaan, struktur organisasi, dan pengarahan yang benar. Apabila memungkinkan dibuatkan jadwal kegiatan.

  • Melakukan pengendalian

Bila usaha peternakan telah berjalan, setiap langkah perlu dievaluasi. Dengan demikian, pengendalian atas adanya penyimpangan dapat dilakukan lebih awal. Pengendalian ini lebih ditekankan pada usaha menyelaraskan antara kenyataan dengan tujuan yang telah direncanakan.

  • Memimpin peternakan

Sebagai pemimpin, Anda harus mengetahui tentang bisnis, teknis beternak, maupun faktor bukan teknis lainnya. Selain itu, risiko dari usahapeternakan bila tidak berhasil pun harus dipahami. Sifat dari pemimpin yang baik adalah mempunyai wawasan yang luas dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

  1. Administrasi dan keuangan

Masalah keuangan tentu menyangkut uang yang keluar maupun uang yang masuk. Pembukuan mengenai keuangan ini sangat diperlukan agar kita dapat mengetahui usaha peternakan ini untung atau rugi. Uang yang keluar biasanya digunakan untuk biaya produksi, baik biaya tetap (biaya pegawai tetap dan biaya penyusutan) dan biaya tidak tetap atau variabel (biaya makanan, bibit, kesehatan, dan pemeliharaan lainnya).

Adapun uang yang masuk biasanya dari hasil penjualan telur maupun ayam (daging). Evaluasi kedua biaya ini harus sering dilakukan agar tidak terjadi pemborosan yang dapat berakibat peternakan menjadi bangkrut.

Pemborosan yang biasanya tidak dirasa seperti biaya untuk makanan, obatobatan, maupun biaya pegawai tetap.

  1. Pemasaran

Hal pertama yang harus diketahui sebelum membuka usaha yaitu ke mana kita akan memasarkan hasil produksinya? Apakah ke pasar tradisional, pasar swalayan, atau pasar khusus (restoran, hotel)? Siapa yang berada di jalur pemasaran tersebut? Hal ini perlu diketahui agar produk dari peternakan Anda ada yang menampung. Dengan mengetahui panjang atau pendeknya jalur pemasaran (adanya pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer) dapat diperkirakan biaya yang diperlukan dalam pemasaran tersebut. Semakin panjang jalurnya otomatis semakin besar biaya pemasarannya. Dengan demikian, harga jual di peternak dapat semakin kecil. Oleh karena itu, kemampuan peternak dalam memasarkan hasilnya juga mempengaruhi keuntungan yang diperoleh.

 

Sumber: Buku 6 Kunci Sukses Beternak Ayam Kampung