Inilah Permasalahan Teknis Dalam Beternak Ayam Kampung

Pertanianku – Umumnya, pemahaman pada masalah teknis beternak lebih ditekankan pada “apa dan bagaimana” ayam kampung itu sebenarnya. Banyak sekali peternak ayam kampung yang menerapkan teknis beternak ayam ras. Hal ini jelas tidak tepat. Perlu diketahui, pada dasarnya teknis beternak meliputi tiga unsur penting yaitu pemeliharaan, makanan, dan kesehatan.

Inilah Permasalahan Teknis Dalam Beternak Ayam Kampung

  1. Pemeliharaan

Dalam unsur pemeliharaan, pertama kita dihadapkan pada pilihan apakah kita akan berproduksi secara optimal? Bila ya maka kita jangan memilih sistem beternak ekstentif (tradisional). Sebaiknya dipilih sistem semiintensif atau intensif.

Dalam sistem semi-intensif maupun intensif, kita harus membangun kandang untuk memelihara ayam tersebut. Terlebih dalam sistem intensif, ayam sepanjang hidupnya berada dalam kandang. Hal yang penting dalam pembuat kandang yaitu perlu diperhitungkan luas kandang dengan kepadatan ayam, ventilasi, dan sinar matahari. Dalam kondisi yang berdesakan dan ventilasi kurang baik, ayam cenderung akan saling mematuk.

Pemilihan untuk berproduksi secara optimal perlu diimbangi dengan pemeliharaan anak ayam yang optimal pula. Maksudnya anak ayam dipelihara dalam indukan. Cara ini memerlukan modal, tetapi hasilnya lebih optimal kerena pada saat bersamaan, induk ayam dapat bertelur lagi.

Dengan cara ini, peternak harus rajin memperhatikan anak ayam karena mereka masih belajar beradaptasi. Kondisi panas pada penghangat, makanan, dan minum perlu dicek setiap saat. Apabila peternak ingin “enak”, anak ayam dapat dipelihara oleh induknya. Namun, jangan harap produksi optimal karena pada saat itu induk tidak akan bertelur.

Pemeliharaan selanjutnya perlu mendapat perhatian pula yaitu pemeliharaan lepas induk. Di sini, perlu dilakukan seleksi antara ayam jantan dan ayam betina. Kemudian, sekitar dua minggu sebelum bertelur, betina diseleksi lagi untuk mendapatkan telur dan bibit yang berkualitas. Bila pemeliharaannya dilakukan dengan baik maka banyak ayam yang memenuhi syarat, seperti sehat, tidak cacat, dan bobot di atas ratarata.

Hal yang perlu dipahami di sini yaitu cepat atau lambatnya ayam kampung bertelur dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas makanan, cahaya matahari, kesehatan ayam, dan perawatan umum. Adapun tinggi atau rendahnya produksi telur dipengaruhi oleh keturunan, makanan, pemeliharaan, dan penyakit.

Dalam pemeliharaan selanjutnya atau pemeliharaan masa bertelur diperlukan keputusan apakah telur akan ditetaskan atau akan dijual sebagai telur konsumsi? Bila telur akan ditetaskan maka diperlukan pejantan. Satu ekor pejantan idealnya mengawini enam ekor betina.

Sebenarnya kemampuan pejantan bisa lebih dari itu, tetapi kemampuan tersebut perlu dibatasi agar diperoleh telur dengan daya tetas dan kualitas yang baik. Selain menggunakan pejantan, dapat pula dilakukan inseminasi buatan (IB). Sebaliknya bila akan menjual telur untuk konsumsi, maka tidak diperlukan pejantan

  1. Makanan

Makanan sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ayam. Rendahnya produksi telur juga dapat disebabkan oleh peternak tidak memberikan makanan sesuai dengan yang dibutuhkan ayam. Mengingat 70% biaya produksi digunakan untuk biaya makan maka perlu dilakukan suatu langkah yang tepat dalam pemberian makanan.

  1. Kesehatan

Masalah yang timbul sering kali tidak sederhana, sedangkan kita harus memecahkannya, terlebih bila menyangkut penyakit. Misalnya setiap hari, ayam mati satu demi satu karena terkena tetelo atau berak kapur. Sepintas kejadian ini karena masalah teknis peternakan. Memang hal itu benar, tetapi mengapa sampai terjadi? Di sinilah letaknya kita harus memahami inti persoalan sebenarnya. Dengan mengetahui penyebab hingga kejadian tersebut dapat terjadi maka dapat dikendalikan penyakit tersebut (tidak bertambah banyak). Namun, untuk ayam yang sakit, perlu diupayakan penyembuhannya. Mengingat ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan maka jalan terbaik yaitu dengan dilakukan vaksinasi.

 

Sumber: Buku 6 Kunci Sukses Beternak Ayam Kampung