Pertanianku – Lobster merupakan satu dari sekian banyak spesies air yang telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Pasalnya, komoditi ini banyak membawa keuntungan bagi para pembudidayanya serta semakin meningkatnya permintaan lobster di pasaran.
Lobster sendiri memiliki beberapa ciri seperti permukaan tubuh yang sangat keras serta tertutup oleh banyak duri, lobster memiliki ruas abdomen yang keras, dua pasang antena serta memiliki ekor yang melebar. Ada tahapan-tahapan dalam pembenihan lobster.
- Perawatan induk lobster
Pada proses perawatan induk lobster, pertama kali yang harus dilakukan adalah pemilihan dan penyortiran induk karena kualitas dari induk jantan dan betina akan sangat berpengaruh pada hasil anakan yang dihasilkan kemudian. Induk yang dipilih yang telah berusia 6—7 bulan dan memiliki panjang tubuh 12—15 cm. Beberapa ciri indukan dengan kualitas bagus adalah memiliki warna cerah, nafsu makan tinggi, dan gerakannya sangat lincah. Hal lain yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah jenis kelamin lobster karena dikhawatirkan Anda memilih induk yang berkelamin ganda.
Berikutnya, Anda harus memperhatikan kebersihan kolam perawatan yang digunakan untuk memisahkan induk jantan dan induk betina dengan menjaga komposisi luas kolam atau akuarium yang digunakan sehingga sebanding dengan jumlah lobster di dalamnya. Anda dapat menggunakan akuarium dengan ukuran 1×0,5×0,4 m dengan kedalaman air 10—20 cm untuk menampung 8 ekor induk. Pemisahan induk jantan dan betina harus dilakukan agar tidak terjadi perkawinan yang tidak diinginkan sehingga bibit yang dihasilkan menjadi buruk. Kemudian, dalam pemberian pakan, terdapat porsi yang harus dipatuhi, yaitu sekitar 3% dari berat total calon induk.
- Perkawinan induk
Langkah selanjutnya adalah perkawinan induk dapat dilakukan ketika induk telah mencapai usia siap pijah, yaitu 10—12 bulan dan memiliki panjang tubuh 15—17 cm. Dalam proses ini, Anda akan membutuhkan kolam pemijahan yang berukuran 40x40x30 cm dengan ketinggian air 20 cm. Sementara itu, untuk jumlah induk yang ditempatkan dalam satu kolam terdiri atas 5 ekor induk jantan dan 3 ekor betina. Pemijahan lobster biasanya terjadi pada malam hari. Induk jantan akan mengeluarkan sperma dan menempelkannya pada kaki induk betina. Setelah itu, induk betina akan menempati tempat persembunyiannya serta menghasilkan sekitar 200 telur.
- Penetasan
Setelah telur dihasilkan, pindahkanlah telur-telur tersebut ke kolam penetasan dan pemeliharaan. Dari sinilah proses penetasan mulai dilakukan. Kolam yang digunakan berukuran 1x1x1 m dan diisi air setinggi 0,5 m dapat menampung 400 ekor benih. Dalam kolam tersebut juga harus disediakan lubang persembunyian yang terbuat dari pipa paralon serta kakaban agar memudahkan proses penetasan. Sang induk akan mengerami telurnya selama kurang lebih 1 bulan. Setelah telur menetas, dalam jangka waktu 2—3 hari telur tersebut akan terlepas dari tubuh sang induk. Kemudian, kembalikan induk ke kolam perawatan.
- Pemeliharaan
Pemeliharaan benih dilakukan dalam kolam yang terpisah dari induknya selama 10 hari. Kemudian, mereka akan dipindahkan lagi dalam kolam pembesaran selama 2 bulan. Dalam proses ini, benih harus dirawat sedemikian rupa, jangan sampai terkena sinar matahari langsung karena tubuh yang masih sensitif. Di samping itu, menjaga kebersihan kolam dengan pengurasan secara teratur akan sangat membantu pertumbuhan benih.