Inilah Tahapan Budi Daya Petai

Pertanianku – Petai atau yang memiliki nama ilmiah Parkia speciose merupakan salah satu tanaman pangan yang sangat populer di Indonesia. Meskipun beberapa kalangan tidak menyukainya karena dirasa memiliki bau yang tidak sedap sehabis mengonsumsi petai. Beberapa lainnya menyukai petai sebagai lalapan atau diolah menjadi masakan yang menggugah selera seperti sambel goreng petai.

Inilah Tahapan Budi Daya Petai

Tak hanya sebagai makanan yang nikmat, petai dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Ini karena petai mengandung vitamin A, C, kalsium, dan zat besi yang sangat diperlukan oleh tubuh.

Jika melihat dari kebutuhan petai yang semakin meningkat, banyak orang mulai belajar membudidayakannya sendiri. Mereka membudidayakannya, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun dijadikan lahan bisnis. Berikut tahapan budi daya petai secara tepat.

  1. Karakteristik petai

Sebagaimana tanaman perkebunan lainnya, ada beberapa karakteristik yang dimiliki petai yang harus Anda ketahui jika memutuskan untuk memulai budi dayanya. Pohon petai biasanya memiliki tinggi antara 5–25 meter. Jenis pohon petai adalah pohon berkayu dengan bentuk tajuk yang sangat terbuka. Petai biasanya berbentuk panjang dengan 10–18 biji petai di setiap buah.

Tanaman ini dapat tumbuh subur pada lahan dengan ketinggian 10–800 meter dari permukaan laut. Budi daya petai biasanya dilakukan dengan teknik monokultur. Namun, tak jarang petani petai menggunakan teknik tumpang sari. Tanaman yang biasanya dibudidayakan secara tumpang sari dengan petai adalah keladi dan kacang tanah.

  1. Pembibitan

Tahap awal dalam teknik budi daya petai adalah proses pembibitan. Pembibitan petai biasanya dilakukan dengan menggunakan teknik okulasi. Jika tidak bisa melakukan teknik ini sendiri, Anda dapat membeli bibit siap tanam yang biasanya berukuran 1,5 meter. Harga benih siap tanam ini pada umumnya adalah antara Rp50.000,00–Rp100.000,00 bergantung pada varietas benih dan kualitasnya.

Selain proses pembibitan, proses lain yang merupakan tahap persiapan budi daya petai adalah penyiapan lahan. Sebelum proses penanaman dimulai, lahan terlebih dahulu harus disiapkan dengan cara dibersihkan dari gulma dan digemburkan. Jika tingkat keasaman lahan tidak seimbang, perlu dilakukan pengapuran. Pemberian pupuk juga merupakan tahap penting dalam persiapan lahan. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40×40 cm dan dengan kedalaman 40 cm. Tambahkan pupuk kandang dengan ketebalan 10 cm sebagai pupuk dasar.

  1. Proses penanaman

Proses penanaman harus dilakukan dengan saksama. Cara tanam akan menentukan kualitas tanaman petai yang Anda budi dayakan. Penanaman di lahan yang telah disiapkan dilakukan apabila bibit telah berusia minimal 6 bulan. Penanaman idealnya dilakukan pada musim penghujan. Pilihlah bibit yang sudah memiliki daun yang tua.

Ambil bibit perlahan-lahan dari polybag. Usahakan tanah yang melekat pada akar tidak sampai pecah. Tanam bibit pada lubang tanam yang telah disiapkan dan timbun lubang dengan tanah. Pastikan untuk memadatkan tanah timbunan dan usahakan penimbunan tidak menutupi bekas okulasi karena hal tersebut akan dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur pada batang. Hal terakhir yang harus dilakukan dalam cara menanam bibit petai adalah menyiram tanah dengan tujuan merapatkan pori-pori tanah.

  1. Perawatan

Proses terakhir pada budi daya petai adalah perawatan. Pada dasarnya petai adalah jenis tanaman yang tidak terlalu memerlukan perawatan khusus. Anda hanya perlu menjaga kebersihan kebun dari gulma serta memastikan tanaman mendapatkan pengairan yang cukup hingga tanaman berukuran cukup besar. Selain itu, jika diperlukan Anda juga dapat melakukan proses pencegahan hama.

Salah satu bagian terpenting dalam perawatan adalah pemberian pupuk secara berkala. Jenis pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk kandang. Anda dapat memberikan pupuk setelah tanaman berumur 4 bulan. Cara pemberian pupuk yang baik adalah dengan membuat lubang di sekitar akar, lalu meletakkan pupuk di dalam lubang tersebut. Timbun kembali lubang tersebut dengan tanah.