Pertanianku – Di samping genus Piper mempunyai banyak spesies, baik yang dibudidayakan dan bernilai ekonomi maupun yang belum dibudidayakan (lada liar), lada sebagai salah satu spesies mempunyai banyak varietas. Daerah penyebaran lada sangat luas terutama di daerah tropis, yaitu antara 200 LU dan 200 LS. Menurut Gentry (1955 dalam Waard, 1969) di India lada dapat tumbuh sampai 2.400 m di atas permukaan laut. Dewasa ini, lada sudah tersebar di beberapa negara, antara lain Indonesia, India, Malaysia, Madagaskar, Thailand, Vietnam, Afrika (Kongo, Nigeria, Dahomey), Kepulauan Pasifik (Tahiti, Coroline), serta Amerika Tengah dan Selatan (Puerto Rico, Guadalupe, Jamaica, Brasil).
Daerah sentra produksi lada di India terdapat di beberapa distrik, yaitu (1) Keral (Travancore, Cochini, Malabar); (2) Karnataka (Utara Canara); dan (3) Asam. Varietas yang paling banyak ditanam di India adalah Balancotta diikuti Kalluvally. Balancotta berdaun lebar, malainya panjang, dan potensi produksinya tinggi. Kalluvally berdaun kecil dan buahnya besar-besar (Pueseglove, 1969). Selain kedua varietas ini, dibudidayakan juga bermacam-macam varietas lainnya. Di daerah India Selatan, varietas yang banyak dibudidayakan adalah Cheriyakaniakadan, Kothanadan, Karimunda, Kuthiravalli, dan Chumala. Beberapa varietas seperti Karimunda dapat berumur 10—15 tahun (Khan, 1960).
Di Malaysia terdapat tiga kultivar, yaitu Sarkai, Kuching, dan Uthirancotta. Sarkai banyak dibudidayakan di daerah Rejang, Serawak. Uthirancotta terdapat di beberapa kebun di Serawak, ditanam secara monokultur atau dengan Kuching. Kultivar yang paling luas penyebarannya, yaitu Kuching yang terdapat di daerah Serawak, Johore, dan Sabah. Selain ketiga kultivar tersebut, dari dua devisi di serawak diperoleh dua macam lada yang merupakan hasil mutasi secara alamiah, yaitu Matang dan Asun. Matang dinamai berdasarkan nama petani di Entabai (Sim, 1985). Di Thailand dibudidayakan beberapa varietas, antara lain Paleine dan Chant. Sementara, varietas yang dibudidayakan di vietnam adalah Kamchay.
Tanaman lada di Indonesia, terdapat hampir di seluruh provinsi. Daerah sentra produksi lada di Indonesia adalah Bangka, Lampung, dan Kalimantan Barat. Varietas yang terdapat di Bangka ada lima, yaitu Lampung Daun Lebar (LDL), Lampung Daun Kecil (LDK), Chunuk, Merapin, dan Jambi. Di antara kelima varietas tersebut, LDL paling banyak ditanam karena produksinya tinggi. Setiap varietas mempunya banyak variasi yang kemungkinan terjadi karena mutasi alamiah. Dari sekian banyak tipe yang dibudidayakan, Balittro telah melepas empat varietas yang berasal dari Bangka yaitu Petaling 1 (LDL yang berasal dari Namang), Petaling 2 (Jambi 2 yang berasal dari Kemuja), LDK asal Sungkap, dan Chunuk asal Sungkap (Hamid et al., 1991, Nurhayani et al., 1992). Keempat varietas tersebut cocok dibudidayakan di daerah Bangka dan daerah yang beragroklimat sama/hampir sama dengan daerah Bangka seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Selain yang telah dibudidayakan, terdapat juga beberapa tipe lada liar yang tumbuh di hutan-hutan, memanjat pada bermacam-macam pohon yang ada, tipe-tipe liar ini ditemui di daerah Bangka Utara.
Varietas yang banyak dibudidayakan di Lampung, yaitu Belantung, Bulok Belantung, dan Kerinci. Selain itu, terdapat pula beberapa varietas yang berasal dari Bangka. Pada beberapa kebun petani ditemui tipe-tipe yang berbeda dari yang biasa ditanam, salah satu tipe berdaun mirip Jambi tetapi helai daunnya lebih tipis, batang berwarna hijau keunguan.
Dari daerah Lampung telah dilepas dua varietas, antara lain Natar 1 yaitu Belantung No 10 dan Natar 2 yaitu Kerinci. Di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah umumnya dibudidayakan varietas Bengkayang. Dari Kalimantan Tengah telah dilepas varietas Bengkayang yang berproduksi tinggi (Nuryani et al., 1991). Varietas yang banyak ditanam di Kalimantan Timur hampir serupa dengan varietas Bengkayang. Dari informasi beberapa petani, dikatakan bahwa lada tersebut berasal dari Serawak, kemudian varietas Sarkai.
Di beberapa kebun petani ditanam lada berdaun lebih lebar dari yang umum dibudidayakan, dan setelah diidentifikasi ternyata varietas LDL, sesuai dengan informasi yang diperoleh dari beberapa petani bahwa asal lada dari Bangka. Di Jawa Barat, lada dibudidayakan di beberapa daerah seperti Sumedang dan Ciamis dengan menggunakan bermacam-macam tiang panjat hidup antara lain gamal (Gliricidia maculata), dadap (Erythrina sp.), jeungjing (Pharacerianthes falcataria). Varietas yang banyak ditanam yaitu LDL. Selain beberapa varietas yang biasa dibudidayakan petani, banyak varietas lainnya yang tersebar hampir di seluruh provinsi Indonesia
Sumber: Lada