Pertanianku — Salah satu penyebab belum tercapainya swasembada pangan di Indonesia adalah belum maksimalnya pemanfaatan inovasi dan bioteknologi di bidang pertanian. Hal ini terungkap pada talkshow yang digelar CropLife Indonesia pada Jumat (16/06) di Hotel Aston TB Simatupang, Jakarta yang mengusung tema “Stabilitas Keamanan dan Ketahanan Pangan Melalui Inovasi, Teknologi Perlindungan Tanaman & Bioteknologi”.
Hadir sebagai pembicara dalam talkshow tersebut adalah Midzon Li Johannis (Chairman CropLife Indonesia), Prof. Dr. M. Herman, M.Sc. (peneliti purna bakti di Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian), dan Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc. (Direktur Pupuk dan Pestisida Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian).
Riset pengendalian hama dan penyakit tanaman ikut andil dalam menciptakan stabilitas dan ketahanan pangan Indonesia. Seiring perkembangan zaman, teknologi pestisida juga makin maju dan meminimalkan kerusakan lahan ataupun tanaman.
“Ada persepsi bahwa pestisida sangat buruk bagi kesehatan. Kita tahu bahwa pestisida adalah teknologi, ada positifnya dan negatifnya. Padahal, dunia (teknologi) pestisida sudah sangat jauh berubah dibandingkan puluhan tahun lalu,” tutur Midzon.
Sebagai upaya perlindungan tanaman, pendaftaran pestisida di Indonesia sendiri sudah dilakukan secara online. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Muhrizal Sarwani. “Salah satu terobosan yang kita lakukan (Kementerian Pertanian) terkait dengan pendaftaran pestisida sudah dilakukan (pendaftarannya) secara online sejak 2014 akhir,” tuturnya.
Sementara itu, peningkatan produktivitas pertanian juga bisa dilakukan melalui rekayasa genetik (bioteknologi). “Bioteknologi merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan organisme hidup untuk memperbaiki organisme hidup lainnya. Intinya, bioteknologi untuk perbaikan sifat organisme hidup, baik secara tradisional maupun modern,” jelas M. Herman.
Melalui bioteknologi sangat memungkinkan untuk menambah atau memperbaiki sifat ataupun karakter pada tanaman. “Misalnya, daya tahan lebih lama, vitamin lebih tinggi, dan beberapa sifat dalam benih mampu tumbuh lebih sehat dan mampu membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit,” tambah M. Herman.